JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sosok Ratu Kalinyamat tengah digadang-gadang untuk bisa mendapat gelar pahlawan nasional. Dukungan itu dimunculkan TNI-AL dan pimpinan MPR, termasuk Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.
Mega menyampaikan dukungan tersebut saat mengisi acara di atas KRI Dewaruci kemarin (11/8). Menurut dia, Ratu Kalinyamat memiliki sumbangsih yang besar bagi dunia kemaritiman tanah air. Lebih dari itu, Ratu Kalinyamat punya andil besar selama perang melawan Portugis.
Megawati mengungkapkan, selama kepemimpinannya, Ratu Kalinyamat mampu membangun armada kapal perang yang luar biasa besar pada 1551. Armada tersebut dia kerahkan untuk membantu Sultan Johor, Sultan Ternate, Sultan Hitu, dan pada puncaknya dikirim membantu Sultan Aceh melawan Portugis pada 1574. "Saya setuju banget nama beliau (Ratu Kalinyamat, red) dijadikan pahlawan," tegas Mega di hadapan para personel TNI-AL.
Senada, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat memberikan dukungan. Terlebih, usulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional datang dari bawah. Yakni, dari masyarakat Jepara, Jawa Tengah. "Pada 2007–2009 pernah diajukan dan ditolak karena dianggap tokoh fiktif," ungkap dia.
Anggapan itu kini terbantahkan melalui riset dan kajian yang sudah menjadi naskah akademik. Naskah tersebut dikerjakan Yayasan Dharma Bakti Lestari, Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu), berbagai elemen masyarakat, dan unsur pimpinan di Jepara. Selain itu, mantan Menteri Pendidikan Daoed Joesoef pernah memugar makam Ratu Kalinyamat. "Dan, Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno pernah datang berziarah," jelas dia.
Keberadaan sosok pahlawan maritim itu benar adanya dan ada bukti sejarahnya.(jpg)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan hal tersebut. Yudo menyampaikan bahwa dirinya sudah membaca buku yang membedah kiprah Ratu Kalinyamat. TNI-AL juga mendukung penuh pemberian gelar pahlawan nasional bagi Ratu Kalinyamat.
"Bukunya menginspirasi kami prajurit jalasena. Beliau sangat pemberani dan saya sampaikan beliau mempunyai kekuatan maritim, mempertahankan maritim, bahkan sampai berdiplomasi dan menegakkan hukum," ungkap orang nomor satu di TNI-AL tersebut. (syn/c14/bay/jpg)
