JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pada Senin (11/6/2018), politikus senior Partai Golkar Siti Hediati Harijadi alias Titiek Soeharto, yang merupakan putri dari Presiden ke-2 Indonesia Soeharto, telah resmi pindah ke Partai Berkarya.
Dia tak kuasa berada di partai besutan Airlangga Hartarto karena tak bisa mengkritik permasalahan bangsa, khususnya mengenai ekonomi. Sejumlah partai politik lain lantas merespons mundurnya Titiek dari partai Golkar.
"Itu hak konstitusinya Bu Titiek, pilihan beliau. Siapapun berhak berganti pilihan, termasuk hak beliau untuk pindah partai," ujarnya saat dihubungi JawaPos.com, Selasa (12/6/2018).
Kepindahan Titiek, terangnya, menandakan bahwa partai Golkar tak dapat mengakomodasi keinginan kadernya untuk tetap mengkritik pemerintahan Jokowi. Terlebih, saat ini Golkar telah berada di gerbong pendukung pemerintahan Jokowi.
"Mba Titiek merasa Golkar tutup mata dari jeritan hati rakyat, demi mendukung Presiden Jokowi," tuturnya.
Pindahnya Titiek ke Partai Berkarya, sambungnya, sekaligus menandakan bahwa permasalahan ekonomi merupakan isu penting dari bangsa ini. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan, penyerapan lapangan pekerjaan sampai serbuan tenaga asing masih terus menjadi keprihatinan masyarakat.
"Coba tanya orang tuakalian, harga kebutuhan pokok gimana, pasti kebutuhan pokok menjerit sekarang, harga harga naik, semua naik, daya beli kami lemah, kan itu sekarang yang terjadi," sebutnya.
"Karena itu, Mba Titiek keluar dari partai Golkar pindah ke Berkarya, ya, alasannya itu, tidak bisa menyuarakan jeritan hati rakyat, bahwa Mba Titiek merasa bergabung dari Partai Golkar beliau tersandera dengan koalisi pendukung pemerintah sehingga beliau tidak bebas menyuarakan aspirasi rakyat," jelasnya.
Untuk diketahui, alasan kepindahan Titiek Soeharto disebutkannya karena dirinya gelisah mengenai permasalahan ekonomi bangsa. Dengan masih berada di partai Golkar, dia mengaku tak bisa menyuarakan permasalahan itu kepada seluruh masyarakat Indonesia. (aim)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama