JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Hasil riset terbaru terkait elektabilitas pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pasca Pilkada Serentak 2018 dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Menurut Peneliti LSI Adji Alfaraby, elektabilitas capres petahana Joko Widodo (Jokowi) saat ini mencapai 49,3 persen, yang artinya naik 3 persen dari survei pada Mei lalu.
Baca Juga :
Ridwan Kamil Optimistis Elektabilitas Prabowo-Gibran Naik usai Debat Capres Ketiga
"Jika Pilpres dilaksanakan saat ini, elektabilitas Jokowi mencapai 49,3 persen," katanya di kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7/2018).
Di sisi lain, terkait elektabilitas lawan-lawan Jokowi seperti Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, serta sejumlah nama lain, jika digabungkan seluruhnya hanya sebesar 45,2 persen.
Diketahui, angka itu terbilang stagnan jika dibandingkan survei sebelumnya dengan capaian 44,7 persen.
"Di sisi lain elektabilitas lawan-lawan Jokowi cenderung stagnan. Jika ditotal seluruhnya hanya 45,2 persen," jelasnya.
Ditambahkannya, posisi Jokowi masih belum aman. Dengan raihan elektabilitas belum mencapai 50 persen, tentu menjadi catatan tersendiri bagi seorang petahana.
"Meski Jokowi masih teratas dan mengalami tren kenaikan, namun penting dicatat elektabilitas Jokowi masih di bawah 50 persen," paparnya.
Adapun alasan belum amannya Jokowi juga dipertegas dengan jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan sebanyak 5,5 persen. Di samping itu, banyak pemilih yang masih ragu baik di kubu Jokowi maupun lawannya angkanya juga masih tinggi.
"Jika mereka yang belum menentukan pilihan ditambah pemilih yang masih ragu dari kubu Jokowi maupun lawannya, maka total pemilih yang masih bisa dipengaruhi sebanyak 37,5 persen," tuntasnya.
Untuk diketahui, survei LSI ini dilaksanakan pada 28 Juni - 5 Juli 2018 lewat wawancara tatap muka menggunakan kuisioner. Survei menggunakan metode
multistage random sampling dengan
margin of error 2,9 persen.
Adapun responden yang dilibatkan dalam survei itu sebanyak 1.200 yang tersebar di 33 provinsi seluruh Indonesia.
(sat)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama