JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menjelang munas April mendatang, isu mengenai perlunya tokoh muda memimpin Golkar mulai mengemuka. Salah satu pertimbangannya, sosok ketua umum (Ketum) baru harus bisa membangun interaksi dengan anak-anak muda di internal partai beringin. Apalagi, pada Pemilu 2019 kelompok pemilih muda akan semakin banyak.
’’Akan lebih baik jika ketua umum terpilih itu memiliki kriteria umur 40-50 tahun,’’ kata Wasekjen DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia dalam diskusi Menggagas Profil Kepemimpinan Baru Partai Golkar yang diselenggarakan Yellow Forum for Young Leader di Jakarta kemarin (4/3/2016).
Sosok Ketum yang muda, menurut Doly, cukup efektif untuk meyakinkan pemilih muda. ’’Kita bisa bersama-sama membesarkan bangsa,’’ ujar mantan ketua umum DPP KNPI itu.
Akan tetapi, dia tidak mau terjebak dalam polemik siapa yang berhak menyelenggarakan munas antara kubu Bali atau pengurus produk munas Riau 2009. ’’Sederhana saja, (gelar, red) pleno, putusin siapa panitia. Tidak perlu kumpulin DPD I,’’ katanya menyindir.
Diberitakan sebelumnya, Rabu malam (2/3/2016), sebanyak 28 pimpinan DPD I Golkar tingkat provinsi menggelar silaturahmi di kediaman Wakil Ketua Umum Nurdin Halid di kawasan Raffles Hills, Cibubur. Pertemuan itu dihadiri empat caketum, yakni Idrus Marham, Setya Novanto, Aziz Syamsudin, dan Priyo Budi Santoso.
Mereka meminta munas disiapkan dalam format munas luar biasa (munaslub) dengan kepanitiaan dari kubu Bali.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti setuju bahwa usia calon ketua umum Golkar menentukan persepsinya terhadap perubahan. ’’Usia pada tingkat tertentu memperlihatkan cita rasa pada reformasi, bagaimana itu menjadi praktik di kehidupan sehari-hari,’’ katanya. (bay/c5/pri)
Usia Caketum Golkar*
Mahyudin, 45 tahun
Aziz Syamsudin, 45 tahun
Priyo Budi Santoso, 49 tahun
Ade Komarudin, 50 tahun
Idrus Marham, 53 tahun
Syahrul Yasin Limpo, 60 tahun
Setya Novanto, 61 tahun
Indra Bambang Utoyo, 62 tahun
*) Dari Yang Termuda
Sumber: JPG
Editor: Hary B Koriun