NU Minta Caci Maki di Medsos Dihentikan

Politik | Kamis, 03 Januari 2019 - 14:56 WIB

NU Minta Caci Maki di Medsos Dihentikan
KONFERENSI PERS: Ketua PWNU Riau T Rusli Ahmad (tengah) dalam sebuah konferensi pers beberapa waktu lalu. (AFIAT ANANDA/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemilihan umum (pemilu) 2019 sudah semakin dekat. Untuk itu, demi pelaksanaan pemilu yang damai dan tertib, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau meminta agar masyarakat bisa menahan diri. Terutama dalam memberikan komentar sebuah konten di media sosial (medsos). Hal itu dikemukakan langsung Ketua PWNU Riau T Rusli Ahmad kepada Riau Pos, Selasa (1/1).

“Menyongsong 2019 ini kita dihadapkan dengan sebuah iven besar. Yakni pesta demokrasi pemilu yang datang 5 tahun sekali. Selayaknya pesta, mari kita sambut dengan suka cita riang gembira. Bukan malah dengan menebar permusuhan dengan orang yang berbeda pilihan dengan kita,” sebut Rusli.

Baca Juga :Semakin Sering Disandingkan dengan Capres Lain, Tamsil: Makin Terlihat Kualitas Anies

Menurut dia, masing-masing capres dan cawapres merupakan putera terbaik bangsa. Pastinya memiliki gagasan dan ide yang bertujuan untuk membangun bangsa Indonesia agar lebih maju ke depan. Maka, lanjut Rusli, ada baiknya masyarakat maupun pendukung lebih mengedepankan gagasan yang dimiliki kedua pasang calon. Bukan malah mencaci atau menghina di medsos.

“Memang cukup khawatir kita bila melihat komentar dari masyarakat yang mengarah pada caci maki atau bahkan hinaan. Baik pendukung Pak Jokowi maupun Pak Prabowo, marilah kita ke depankan gagasan. Karena kita ini satu dan bersaudara. Menghina Pak Jokowi maupun Pak Prabowo sama saja dengan menghina diri kita sendiri,” tambahnya.

Selain meminta masyarakat berhenti mencaci maki, dirinya juga mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama memerangi hoaks, ujaran kebencian dan berita fitnah. Karena menurut dia tidak ada satupun agama yang membenarkan perbuatan menyebar fitnah. Dalam hal ini, lanjut dia, sangat diperlukan peran tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda hingga tokoh pers untuk memberi pencerahan kepada seluruh masyarakat.

“Jangan kita tiru negara lain dengan modal fitnah, modal caci maki satu sama lain. Itu bukan hanya pribadi yang rusak tapi tatanan berbangsa bernegara maupun beragama bisa rusak. Malahan terjadi perpecahan yang tidak ada gunanya. Kalau sudah terjadi maka akan kita sesali di kemudian hari,” tambahnya.(nda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook