Kebutuhan pesawat berkapasitas besar untuk water bombing memang penting. Tapi seringkali, pesawat tidak bisa beroperasi kala jarak pandang sangat minim. Pada operasi kemarin, Heli S61 dan Mi 171 yang ditempatkan di Riau gagal beroperasi karena visibility rendah. Dari laporan, visibility hanya mencapai 500 meter pada pagi hingga sore hari.
Terbatasnya jarak pandang akibat asap tebal juga terjadi di Jambi. Masyarakat di provinsi yang terletak di pesisir timur Pulau Sumatera itu hanya dapat memandang sejauh 250 meter. Kondisi ini lebih buruk dibandingkan sehari sebelumnya. Terus memburuknya kondisi asap turut berdampak pada jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Data BNPB menunjukkan lonjakan penderita cukup besar dalam kurun waktu seminggu.
"Kasus ISPA minggu ke 40 sebanyak 10.720 kasus, meningkat 481 kasus dibanding minggu sebelumnya. surveilans kasus ISPA terus dilakukan per minggu," jelas Sutopo.
Kondisi di tanah Kalimantan tak beda jauh. Bahkan, bisa dibilang lebih parah. Di Provinsi Kalimantan Tengah, masyarakat harus ekstra hati-hati saat berkendara. Pasalnya, visibility hanya sebatas 10 meter. Kondisi ini memburuk dibanding Selasa (20/10). Kemampuan pandangan sampai 50 meter. "ISPU masih berada di level berbahaya, 1.950,33 u gr/m3," tutur dosen pengajar di Universitas Indonesia (UI) itu.
Terpisah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun turut angkat bicara soal memburuknya situasi ini. Sesjen Kemenkes Untung Suseno menuturkan, telah mendirikan tenda isolasi di rumah sakit-rumah sakit di provinsi terdampak. "Tenda ini sebetulnya untuk isolasi terhadap penyakit menular. Namun kita fungsikan juga untuk isolasi bayi dan balita di sana," jelasnya.(mia)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga