Berbeda dengan partai koalisi lainnya seperti PKS yang all-out mendukung Prabowo-Sandi. Terbukti dari janji pemberian kursi menteri kepada PKS, sementara Demokrat belum mendapat kepastian. ’’Posisi abu-abu seperti ditunjukkan Demokrat tidak tepat dalam suasana polarisasi saat ini, berdampak negatif terhadap elektabilitas,’’ kata Dika.
Pada pemilu kali ini Demokrat tidak bisa lagi mempertahankan posisi abstain seperti pada 2014. Demokrat mau tidak mau harus melabuhkan dukungan kepada Prabowo-Sandi, agar dapat ikut Pemilu 2024. Sementara itu Golkar yang biasanya menempati posisi kedua atau pertama diprediksi hanya bisa puas di posisi ketiga.