ZAMAN sekarang, banyak manusia yang terlena dengan gemerlap lampu dunia. Mereka menjadi orang-orang yang merugi di dunia dan akhirat. Pola pikir materialistik telah mempengaruhi kehidupan masyarakat bahwa merugi adalah kurangnya keuntungan materi duniawi.
Sementara Al-Qur’an telah memperingatkan manusia tentang kerugian sesungguhnya. Allah berfirman : ‘‘Katakanlah, maukah kalian kuberi tahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Mereka adalah orang-orang yang sia-sia perbuatannya di dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.’’ (Al-Kahfi [18] : 103-104).
Pada momen bulan Ramadan yang merupakan bulan yang suci yang penuh ampunan ini, umat Islam melakukan ibadah puasa dengan tujuan kembali ke fitri (bersih). Terlebih di bulan Ramadan, segala amalan baik akan dilipatgandakan pahala hingga 700 kali. Maka merugilah bagi orang yang tidak memuliakan bulan Ramadan.
Namun ironisnya, tidak sedikit umat Islam yang melewati bulan Ramadan tetapi jiwanya tidak kembali fitrah. Maka pada kesempatan ini mari kita manfaatkan momentum Ramadan ini dengan penuh kekhusyukan untuk melipatgandakan pahala kita dengan memperbanyak ibadah sunah dan wajib.
Jangan Biarkan Puasamu Sia-Sia
Di bulan Ramadan ini setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan puasa dengan menahan lapar dan dahaga, mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari. Namun ada di antara umat muslim yang merugi di bulan Ramadan yakni mereka melakukan puasa, dia tidaklah mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja yang menghinggapi tenggorokannya. Inilah yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang jujur lagi membawa berita yang benar,
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib nomor 1.084 mengatakan bahwa hadis ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Apa di balik ini semua? Mengapa amalan puasa orang tersebut tidak teranggap, padahal dia telah susah payah menahan dahaga mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari? Ada beberapa hal yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia, semoga Allah memberi taufik pada kita untuk menjauhi hal-hal ini.
1. Berkata Dusta (az zuur)
Inilah perkataan yang membuat puasa seorang muslim bisa sia-sia, hanya merasakan lapar dan dahaga saja.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari nomor 1.903).
Apa yang dimaksud dengan az zuur? As Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah).
2. Berkata Lagwu (sia-sia) dan Rofats (kata-kata porno)
Amalan yang kedua yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia adalah perkataan lagwu dan rofats.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib nomor 1.082 mengatakan bahwa hadis ini shohih)
Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy mengatakan, “Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”
Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan, “Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”
Al Azhari mengatakan, “Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita. ”Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata porno. Itulah di antara perkara yang bisa membuat amalan seseorang menjadi sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia, dan menggunjing orang lain.
3. Melakukan Berbagai Macam Maksiat
Ingatlah bahwa puasa bukanlah hanya menahan lapar dan dahaga, namun hendaknya seorang yang berpuasa juga menjauhi perbuatan yang haram. Perhatikanlah saudaraku petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rojab Al Hambali berikut :
“Ketahuilah, amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zalim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus: “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah).
Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga, sedangkan maksiat masih terus dilakukan. Hendaknya seseorang menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat.***