"HAI orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu. Semoga kamu menjadi orang yang bertakwa" (Al-Baqarah : Ayat 183). Dari Firman Allah di atas dapat dipahami bahwa tujuan akhir dari berpuasa di bulan Ramadan adalah untuk mendapatkan predikat "takwa" kepada Allah SWT.
Sebelum kita melaksanakan ibadah puasa Ramadan sangat penting dilakukan pembersihan jiwa dan raga. Bersihnya raga dapat dilakukan dengan mandi atau bersuci darisegala kotoran. Sementara bersih jiwa atau spiritual dapat dilakukan dengan cara meminta ampun dan bertobat kepada Allah SWT dan meminta maaf kepada sesama manusia atas semua kesalahan yang telah kita lakukan selama ini baik disengaja maupun tidak disengaja. Allah SWT memberikan kesempatan hidup hanya sekali saja kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, kesempatan hidup yang masih diberikan oleh Allah SWT jangan disia-siakan.
"Sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberi manfaat bagi orang lain," demikian sebuah Hadist yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Saat ini kita sudah berada pada 10 malam bagian kedua dari Ramadan 1442 H. Sebagaimana diketahui bahwa Ramadan dapat dibagi menjadi 3 bagian : bagian 10 malam pertama disebut dengan penuh rahmat dari Allah SWT; 10 malam kedua merupakan malam-malam pengampunan (maghfirah) dari Allah SWT dan 10 malam terakhir disebut dengan pembebasan dari azab api neraka. Dalam bulan Ramadhan terdapat banyak sekali keistimewaan yang diberikan kepada orang-orang yang beriman, satu diantaranya adalah terbukanya pintu pengampunan.
Hidup yang kita lalui saat ini pasti akan berakhir dengan kematian. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al Ankabut Ayat 57 yang artinya bahwa, "Setiap yang bernyawa pasti akan mati". Kematian adalah hal yang absolut dan pasti akan terjadi kepada semua mahluk hidup. Kematian itu tidak dapat dihindari dan ditunda sesaatpun. Dalam surat Ali Imran Ayat 133-134 Allah berfirman: "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa tobat itu wajib dari setiap dosa. Oleh karena itu syarat tobat itu ada 3:
Meninggalkan maksiat atau perbuatan dosa itu (dengan segera).
Menyesal atas perbuatan dosa tersebut dan meminta ampun kepada Allah SWT.
Bertekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa lagi.
Ketiga syarat tobat tersebut harus dipenuhi jika tobat kita ingin diterima oleh Allah SWT. Dalam surat At-Tahrim Ayat 8 Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…"
Dalam sebuah hadist Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku membaca istighfar (minta ampun) dan bertobat kepada Allah setiap hari lebih dari 70 kali (H.R. Al-Bukhari).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah membentangkan tangan rahmat-Nya pada waktu malam, agar orang yang telah melanggar perintah-Nya pada siang hari bertobat. Dan juga mengulurkan tangan kemurahanNya pada waktu siang agar orang yang berdosa pada waktu malam bertobat. Keadaan ini tetap berlangsung hingga matahari terbit dari arah barat" (H.R. Muslim). Rasulullah SAW juga bersabda: "Sesungguhnya Allah tetap menerima tobat hambaNya selama ruh belum sampai di tenggorokan (hamper mati)" (H.R. At-Tirmizi, Ahmad dan Ibnu Majah).
Tobat merupakan jalan satu-satunya yang sangat tepat untuk meminta ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Bertobat artinya berhenti melakukan kesalahan yang sama. Bertobat itu juga artinya membuat diri kita menjadi individu yang lebih baik. Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun. Maka dari itu, kita janganlah bersegan-segan untuk bertaubat dan meminta ampun kepada-Nya. Setelah itu, kita harus berjanji untuk selalu konsisten atau istiqomah menjalankan tobat itu. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 31 yang artinya:"…Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."
Lalu bagaimana dengan dosa kepada sesama manusia? Tentunya kita meminta maaf kepada sesama, lalu kita pertahankan hubungan yang baik atau silaturahmi dengan sesama, juga beristiqomah dalam amar ma’ruf nahi mungkar. Kita perlu mengingat bahwa dengan meminta maaf, hidup kita akan terasa jauh lebih tenang, apalagi meminta maaf juga dianjurkan oleh Rasulullah SAW, bahwa "kita harus mudah untuk memaafkan kesalahan orang terhadap kita". Salah satu kisah di zaman Rasulullah dimana sahabatnya bertemu seseorang berasal yang bernama si Fulan dari suku badui. Fulan yang dikatakan oleh Rasulullah SAW adalah orang yang dirindukan oleh surgaNya Allah, lalu sahabat Rasulullah bertanya kenapa bisa begitu, dan jawaban Rasulullah adalah karena si Fulan tidak mempunyai rasa benci, iri, dengki, dan marah kepada siapapun, karena si Fulan sebelum tidur selalu memaafkan semua kesalahan orang disekitarnya, sehingga si Fulan merasakan hidupnya tenang bebas dari rasa dendam yang biasanya rasa dendam itulah yang membuat orang gelisah dalam dirinya.
Kita bisa belajar banyak dari Fulan bahwasannya memaafkan orang itu dengan niat yang benar dan kuat akan membuat hidup kita lebih mudah dan ringan dan yang lebih utama adalah kita akan dirindukan oleh syurgaNya Allah SWT. Perbuatan seperti itu merupakan amalan yang mudah tetapi mendapatkan balasan yang luar biasa dari sisi Allah SWT, yaitu surga.
Manusia adalah mahluk yang penuh dengan noda dan dosa. Setiap hari kita berbuat dosa baik dosa kecil maupun dosa besar. Dengan takdir manusia seperti itu, Allah SWT Maha Mengerti bahwasannya kita manusia pasti berdosa, dan oleh karena itu kita tidak boleh takut bertobat kepada-Nya. Manusia yang masuk surga bukanlah manusia yang bersih dari dosa, melainkan jumlah dosanya lebih kecil daripada jumlah pahalanya.
Kita tidak boleh berputus asa dengan hidup kita. Allah SWT senantiasa membukakan pintu tobatnya kepada kita selagi nyawa masih dikandung badan. Semoga tobat yang telah lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan kita berjanji akan terus melakukan "amar ma’ruf nahi mungkar" agar kita dijauhkan dari siksa api neraka yang amat pedih, aamin ya rabbal ‘alamin.***