PROBOLINGGO (RIAUPOS.CO) - Event Seminggu di Kota Probolinggo yang disingkat Semipro digelar ke 9 kalinya. Acara di Alun-Alun Kota itu resmi dibuka Senin malam (28/8). Diharapkan, event ini mengangkat kota mangga ini sebagai jujukan wisatawan setiap tahunnya dengan jadual yang sudah bisa dipastikan.
Selama sepekan ini, masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung akan dihibur berbagai kesenian lokal di alun-alun kota. Tak hanya itu, berbagai even akan digelar diantaranya sapi brujul.
Kompetisi para petani ini hampir sama dengan karapan sapi di Madura. Hanya saja untuk ‘Sapi Brujul’, arena balapannya merupakan areal persawahan yang penuh air dan lumpur. Jadi nampak lebih ekstrim balapan ini. Tak heran bila jokinya juga belepotan lumpur.
Tidak hanya kompetisi karapan sapi brujul, sebelum dimulainya Semipro ke-9 yang bakal berakhir pada 4 September mendatang, sebenarnya rangkaian acara kunjungan wisata Kota Probolinggo sudah dimulai sejak 4 Agustus lalu.
‘’Jadi even Semipro ini merupakan bagian rangkaian sebulan penuh kunjungan wisata dan pesta budaya kota Probolinggo, yang akan berakhir pada 4 September mendatang,’’ kata Agus Efendi, Kadisbudpora Kota Probolinggo.
Menurut Agus, pelaksanaan even selama sebulan penuh itu ingin seperti Pesta Kesenian Bali (PKB) yang juga berlangsung penuh sebulan pada Juni-Juli lalu. ‘’Tapi kalau di Bali kan terpusat, dan semuanya merupakan tampilan kesenian sanggar-sanggar tari dan kesenian di Bali. Nah, tidak ada salahnya kami meniru seperti itu,’’ katanya.
Hanya saja, lanjut Agus, karena Probolinggo tidak seperti Bali, maka acara kesenian budaya tidak bisa dipusatkan di satu tempat, tapi dipola dalam even-even terpisah seperti karapan sapi brujul, karapan wedus (kambing, red). Sedangkan even kesenian tarinya dipusatkan di di alun-alun.
‘’Jadi selama sepekan ini, masyarakat maupun wisatawan bisa datangi alun-alun kota, disitu akan ada berbagai kesenian lokal Probolinggo,’’ jelasnya.
Kesenian lokal Probolinggo yang diusung pada arena Semipro ke 9 itu diantaranya, Tari Lengger, Tari Jaran Bodhag, ludruk Probolinggo, campursari, keroncong, jaz, dan reagge, dan ska. Semua itu terpusat di alun-alun selama sepekan ini. Tari Jaran Bodhag sudah tampil pada pembukaan Senin malam, bersamaan dengan tampilnya Kumayl Mustafa Daood, vokalis dari grup music Debu. Namun tari ini akan ditampilkan lagi pada sepekan ke depan.
Tak hanya itu, Semipro ini juga menampilkan kesenian dan budaya multi etnis. Diantaranya akan tampil pula music balasik dari Jember, hadrah terbaik dari Kota Probolinggo, fashion busana muslim, ini mewakili kesenian timur tengah.
Sedangkan yang mewakili kesenian dan budaya Tiongkok, diantaranya akan tampil seni beladiri Wushu, seni tari liong dan barongsai. Semuanya akan ditampilkan di alun-alun sampai 4 September mendatang.
Terkait dengan pelaksanaan hari besar Idul Adha yang jatu pada tanggal 1 September nanti, Agus mengatakan akan diisi dengan pengajian akbar yang mendatangkan Prof Dr. Hambali dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Para pengunjung selain menikmati sajian kesenian, juga bisa menikmati stand kuliner yang terletak di sisi kanan kiri panggung. Panitia juga menyiapkan 50 stand kuliner, dan stand pameran dari Kadin, UMKM, stand gabungan hotel di Kota Probolinggo dengan sajian kuliner khasnya.
Sebenarnya pelaksanaan even sebulan penuh ini juga dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI ke 72 dan ulang tahun Kota Probolinggo ke 658 yang jatuh pada 4 September mendatang.
‘’Jadi klop even budaya kota Probolinggo, apalagi ini sudah ke sembilan kami laksanakan. Meski demikian setiap tahun selalu berubah. Karena kami terus mengeksplore budaya lokal kota Probolinggo. Termasuk mendukung sanggar-sanggar kesenian baru di tingkat desa,’’ ujar Agus menambahkan.
Selain acara pesta budaya dan kesenian terbuka untuk umum, panitia juga menyelenggarakan acara khusus untuk undangan terbatas. Yakni bagi muspida, tokoh masyarkat, dan media untuk menyaksikan pagelaran jazz di taman mangrove.
Acara itu akan dilaksanakan pada 3 September. ‘’Ya karena tempatnya terbatas, maka undangan juga terbatas, tempatnya di taman Mangrove di atas air laut, dan beratap tenda,’’ kata Agus.
Menurut Agus, acara jazz taman mangrove itu akan menampilkan sejumlah musisi dari Jakarta dan Surabaya serta lokal Probolinggo. Yang dari Jakarta dipastikan hadir Glenn Fredly. ‘’Tapi karena tempat terbatas, wartawan silahkan hadir, tapi acara ini tidak untuk umum,’’ jelasnya.
Sebenarnya geliat wisata Kota Probolinggo tampak begitu kreatif. Sadar dengan wilayah terbatas dibandingkan dengan Kabupaten Probolinggo, maka banyak destinasi wisata yang terbilang baru muncul dalam dua tahun terakhir. Seperti taman mangrove, yang bersebelahan dengan patung Kuda Troya ala Probolinggo yang disebut dengan Cipta Wilaha.
Ukuran kuda Troya Cipta Wilaha yang terletak di Kelurahan/ Kecamatan Mayangan ini memang hampir menyerupai kuda Troya Yunani (Trojan Horse, red) ukuran yang di Probolinggo cukup fantastik, sekitar 15 x 9 x 6 meter, patung kuda ini nampak kokoh diatas permukaan laut. Bagi mereka yang hobi selfie, tampaknya kuda Troya ala Probolinggo ini layak untuk didatangi.
Menpar Arief Yahya menyebut kegiatan seperti Probolinggo itu bagus untuk dipromosikan melalui media sosial. Seperti "Sapi Brujul" di arena balapan berlumpur itu pasti atraktif dan bisa menjadi objek fotografi yang menarik. "Ini persis dengan pacu jawi yang ada di Tanah Datar, Sumbar," kata Arief Yahya.
Sama-sama dilakukan di lapangan basah dan penuh lumpur. Berbeda dengan karapan sapi di Madura yang lahannya kering. "Jadi lebih seru dan bagus untuk fotografi," paparnya.
Pacu Jawi sendiri telah ada sejak ratusan tahun lalu, yang pada awalnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petani selepas musim panen untuk mengisi waktu luang sekaligus menjadi sarana hiburan bagi masyarakat setempat.(*)