Crossborder Tourism Dimatangkan di Pulau Dewata Bali

Pesona Indonesia | Selasa, 15 Agustus 2017 - 09:15 WIB

Crossborder Tourism Dimatangkan di Pulau Dewata Bali

BAGIKAN



BACA JUGA


DENPASAR (RIAUPOS.CO) - Menpar Arief Yahya sangat serius menggarap crossborder tourism. Satu hari menghebohkan Jember Fashion Carnaval 2017 dengan hastag #PesonaJFC2017 itu, mantan Dirut Telkom itu langsung memantau pergerakan daerah perbatasan yang menjadi destinasi crossborder.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara pun merapatkan diri di Grand Mega Resort and Spa, Ngurah Rai, Bali. Mereka menggelar Rakor Crossborder, 14-15 Agustus 2017, bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata Daerah, Imigrasi, Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu dan pihak Kepolisian.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana dan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti ikut mengawal agenda Rakor Crossborder. Keduanya ditemani 1 Kepala Biro, 11 Asisten Deputi serta 21 Bidang dan Peneliti.

Narasumber yang diundang juga orang-orang penting di wilayah perbatasan. Dari mulai F Gatot Yanrianto SE M.Si, Asdep Potensi Perbatasan Laut BNPP, Kombes (Pol) Drs Hari Prasodjo, Analis Kebijakan Sops Polri, Luki Zaiman Prawira, Kepala Dinas Pariwisata Kab Bintan, Heny Wulandari, Biro Pusat Statistik dan Adhar, Kepala Subdirektorat Pengelolaan Data dan pelaporan Imigrasi hingga Wirawan Setiaji, Analisis Penganggaran Direktorat Anggaran I Kemenkeu, ikut diundang membahas semua persoalan crossborder. 

Di crossborder area, 8 Dinas Pariwisata Provinsi Perbatasan juga ikut hadir. Begitu juga 31 Dinas Pariwisata Kab/Kota di wilayah perbatasan. Selain itu juga ada Kadispar Provinsi Bali, Kadispar Kota Denpasar, ASITA, BPPD Bali, STP Bali, Kajian S2 Pariwisata, Universitas Udayana, serta Ketua Yayasan Desa Adat Sanur.

Crossborder Tourism dinilai strategis, untuk menciptakan kantung-kantung destinasi baru yang digerakkan melalui event. Wajar, jika trend jumlah kunjungan wisman via crossborder terus meningkat. "Pesan Pak Presiden Jokowi adalah menghidupkan ekonomi di daerah tertinggal, terluar dan perbatasan, yang selama 72 tahun Indonesia Merdeka ini belum banyak tersentuh," kata Arief Yahya.

Pariwisata, lanjut dia, bisa menjadi jembatan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat. Benchmarkingnya pun ada. Eropa misalnya. Kunjungan wisman ke Paris bisa menembus 60 juta, Madrid 50 juta, London 40 juta dalam setahun.

Mayoritas dari crossborder area. Kalau Eropa kejauhan, di Asia Tenggara contohnya juga ada. “Singapura 15 juta, Malaysia 25 juta, dan Thailand 30 juta. Salah satu sumbangan adalah dari borderland tourism. Jalur darat. Tidak tergantung pada flight lagi," jelas Menpar Arief Yahya.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana juga punya pandangan yang sama. Memperkuat cross border tourism, baginya, adalah salah satu solusi untuk menambah kunjungan wisman ke Indonesia.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook