JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Indonesia bakal menjadi perhatian negara-negara Eropa. Selama empat bulan mulai Oktober 2017 hingga Januari 2018, negara-negara Eropa bakal disuguhkan keindahan ragam budaya Indonesia. Hal ini menyusul ditunjuknya Indonesia sebagai tamu kehormatan ajang dua tahunan kegiatan kebudayaan terbesar di Eropa, “Europalia Arts Festival 2017”.
Masyarakat di tujuh negara eropa seperti Inggris, Belanda, Belgia, Jerman, Polandia, Prancis dan Austria, akan dibuai dengan indahnya budaya Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, akan ada 460 seniman yang diboyong ke berbagai kota di negara tersebut.
Mereka akan tampil dalam 228 agenda kegiatan budaya. Yakni 69 pertunjukan tari dan teater, 71 pertunjukan musik, 36 karya sastra, 38 karya film dan 14 pameran.
Selain itu juga terdapat program arsitektur bertajuk “Specific-Generic-Tribe” dengan tema Heritage, Contemporary, Creation dan Exchange.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DR Hilmar Farid mengatakan, Europalia bersama dengan delegasi Indonesia menjadi wadah yang dipersembahkan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dalam ajang yang akan menampilkan seni budaya tradisional dan kontemporer multidisiplin yang mengangkat keberagaman seni dan budaya Indonesia bertajuk “Rampai Indonesia”.
“Ini adalah acara Indonesia. Kebetulan Kemendikbud diminta untuk menyiapkan penyelenggaraan. Dapat dilaporkan bahwa persiapan pelaksanaan acara ini sudah mencapai 90 persen terkait keberangkatan tidak kurang dari 480 seniman belum termasuk offisial dan tenaga teknis untuk terlibat dalam tidak kurang dari 220 event,” ujar Hilmar Farid dalam soft launching Europalia Arts Festival 2017, Kamis (31/8) siang di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Tidak hanya penampilan ragam budaya, dalam kegiatan ini juga akan dihadirkan pameran komik Indonesia. Hal ini menjadi istimewa karena Brussels di Belgia adalah ibu kota komik dunia. Sehingga kehadiran Indonesia nantinya betul-betul tepat dengan menghadirkan tradisi seni grafis Indonesia yang luar biasa kaya.
Hilmar menjelaskan, penyelenggaraan acara ini akan berjalan dengan asas terhadap tiga faktor sukses. Yaitu yang pertama adalah sukses penyelenggaraan. Mengingat kehadiran Indonesia ini merupakan misi yang sangat besar dan akan menjadi sorotan dunia, khususnya Eropa.
“Menyangkut berton-ton benda museum dan benda seni untuk dipamerkan di sana dan juga sekitar 400 orang dalam rentang waktu 104 hari. Ini memang satu misi kesenian yang besar,” kata Hilmar Farid.
Sukses kedua adalah sukses promosi. Tentunya kita ingin hadir di Eropa bukan sekadar menampilkan kesenian, tetapi juga menghadirkan Indonesia di dataran eropa. Khususnya melalui bahasa kesenian.
“Tentu kita sangat berharap Kementerian Pariwisata yang mengampu promosi Indonesia di mancanegara dapat terlibat aktif dalam program ini,” ujar Hilmar.
Sukses ketiga, sesuai arahan presiden adalah Gain, dalam artian apa yang bisa didapat dari penyelenggaraan event sebesar ini. Mulai dari trade, tourism dan investment.
“Jadi ini adalah festival kesenian, tapi dengan misi yang multi dimensi. Kesempatan ini untuk menghadirkan Indonesia secara pantas di pentas dunia,” ujar Hilmar.
Sementara Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Puan Maharani dalam sambutan yang disampaikan Deputi Pendidikan dan Agama, Prof. DR. Agus Sartono mengatakan, terpilihnya Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara keempat di Asia, dan menjadi negara di Asia Tenggara pertama yang menjadi tamu kehormatan Europalia Arts Festival yang berlangsung sejak tahun 1969.