"Banyuwangi letaknya strategis karena dekat dengan Bali. Banyuwangi itu indah dan jika ingin menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi harus punya bandara internasional," jelas Menpar Arief.
Jika bandara internasional bisa dibangun, maka jumlah wisman yang datang ditargetkan bisa mencapai 100 riu orang di tahun 2019.
"Jika dihitung-hitung, devisa bisa mencapai Rp 1,5 triliun dengan estimasi satu wisman menghabiskan Rp 10 juta hingga Rp 12 juta per kunjungan. Ini angka yang cukup besar. Belum lagi dari wisatawan nusantara. Anggap satu wisnus menghabiskan Rp 1 juta sudah ada tambahan rp 1 triliun," kata Menpar.
Ia mengatakan, jika ada pergerakan orang, maka akan ada pergerakan uang. Apalagi pariwisata adalah industri yang paling mudah dan paling murah untuk meningkatkan pendapatan per kapita, menaikkan devisa, dan menciptakan lapangan kerja.
"Apalagi saat ini Banyuwangi sudah dinobatkan sebagai kota festival pariwisata tewrbaik di Indonesia," kata Menpar. (adv)