Menteri
Pariwisata Arief Yahya mengatakan, saat ini wisata budaya di Indonesia
baru berkembang di sejumlah kota, di antaranya Solo, Yogyakarta, Jember
dan Malang. Daerah di luar pulau Jawa hanya Bali yang paling gencar
mengembangkan wisata budaya.
“Salah
satu strategi untuk memaksimalkan pengelolaan Wisata tradisi dan seni
budaya, tahun ini ditetapkan 5 destinasi wisata Tradisi, Seni dan Budaya
(TSB) yaitu Joglosemar, Labuan Bajo, Toba, Toraja dan Mandalika
(Lombok) Tujuan jangka pendek yang adalah keberhasilan (quick win),
berupa meningkatnya jumlah wisatawan (terutama wisatawan mancanegara)
dan keuntungan finansial masyarakat lokal. Ini yang akan kita
maksimalkan,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar
meengapresiasi kegiatan Wisata Kampung Kota di Solo ini yang sangat
positif dalam rangka mempertahankan tradisi dan seni budaya. “Kota Solo
hampir tidak sepi terkait wisata budaya. Penampilannya tidak hanya
budaya dari Solo namun seluruh daerah yang ada di Indonesia
dikembangkan. Kegiatan ini sungguh bermanfaat," kata Menpar Arief Yahya.
Menurut
dia, kemampuan mengembangkan aset warisan budaya sangat perlu
ditingkatkan. Dirinya juga terus mendorong agar pemerintah daerah
(Pemda) menggarap secara optimal wisata budaya di daerahnya.
“Wisata
budaya masih menjadi andalan di komunitas ASEAN. Padahal 60 persen
kunjungan wisatawan dari berbagai belahan negara ke Asia Tenggara karena
daya tarik wisata budaya,” tambah Menpar Arief Yahya.
Untuk
itu, Menpar minta semua stakeholder yang terkait budaya dan destinasi
prioritas pun diajak berdiskusi. Sharing info, sharing knowledge.
Semangatnya satu, Indonesia Incorporated: for better cultural.
“Kita
nggak bisa bekerja sendirian, semua harus bersatu. Untuk
benchmarking-nya bisa melihat Vietnam, Thailand dan Malaysia. Mereka
sangat serius menggarap budaya. Hasilnya ternyata sangat dahsyat. No
Culture No Tourism,” pungkas Menpar Arief Yahya.(*)