"Sambil mendukung putra putrinya, bisa sekalian piknik. Kalau peserta sekitar 160 orang, maka diperkirakan audience-nya sekitar 1000 orang, yang ikut datang. Event ini bisa men-drive keluarga besar peserta untuk terbang dan menikmati destinasi wisata di Bali," ucapnya.
Selain itu, piano klasik, itu kalau di olahraga seperti golf. Diikuti oleh orang-orang berduit dan punya selera tinggi. Penontonnya pun sangat khusus, dan high level economy. "Tidak semua aktivitas di crossborder seperti Batam itu hanya untuk menjaring wisman yang spendingnya rendah," katanya.
Menpar Arief Yahya juga seirama. Menurutnya, Bali memang disiapkan untuk bisa menggelar, mengakomodir, dan melaksanakan event apapun. Begitu juga dengan musik, acara ini sangat tepat karena musik adalah bahasa universal yang akan memberikan dampak yang sangat positif untuk dunia luar. "Setelah acara ini, pasti mereka akan mengenang Bali dengan musik klasiknya dan juga akan kembali ke Bali," tukasnya.
Arief Yahya mengungkapkan, Bali, Jakarta dan Kepri (Batam, Bintan, red) itu merupakan pintu masuk wisman ke Tanah Air yang menyumbang wisman sebanyak 40%. "Produk portofolio pariwisata Indonesia itu wisata budaya. Bali adalah salah satu pusat wisata budaya di Tanah Air yang banyak menggelar event kelas dunia. Selamat berkompetisi, silakan bawa musik klasik kita mendunia," pungkasnya. (*)