Setelah itu, para peserta diajak untuk menikmati Kopi, salah satu satu kekayaan komoditi asli Indonesia.
"Kita ajak menyeduh Kopi di kedai Kopi Aroma Nusantara. Ini upaya mengenalkan sejarah Kopi dari tanah Jawa yang sempat menguasai pasar dunia berabad silam. Dulu sempat dikenal dengan istilah "a cup of Java”. Di sini para peserta Tour bisa menikmati berbagai jenis kopi mulai dari Aceh Gayo hingga kopi Papua," paparnya.
Perjalanan dilanjutkan dengan melihat pertunjukan seni beladiri pencak silat Cakrabuana dan gendang rampak di Taman Fatahillah. Seni Pencak silat merupakan tradisi turun temurun yang masih eksis di kawasan Kota Tua, peserta pun diajak untuk berinteraksi dengan mencoba beberapa jurus dasar silat syahbandar yang merupakan ciri khas silat Sunda Cakrabuana dan juga belajar pukulan gendang rampak.
Rangkaian Tour ini diakhiri dengan demo masak Kuliner khas Betawi nyaitu Sayur Babanci yang menggunakan 21 jenis rempah-rempah kita Nusantara.
"Ini makanan khas Betawi yang sudah sangat jarang ditemui belakangan ini. Peserta kita ajak untuk terlibat langsung dalam proses memasak Sayur Babanci mulai dari pengenalan bumbu hingga proses memasaknya.
Sambil menikmati santap malam peserta dihibur dengan pertunjukan musik khas tempo dulu lewat alunan nada akordeon dan biola. Nuansa tempo dulu akan sangat terasa," jelasnya.
PIC Kepulauan Seribu dan Kota Tua Dodi Riadi menambahkan, beragam kenangan tadi bisa diviralkan seluruh peserta walking tour. Program wisata gratis ini bahkan bisa dinikmati hingga tiga bulan ke depan.
"Selama tiga bulan, kita beri kesempatan free atau gratis untuk para turis asing untuk menjelajahi heritage kota tua Jakarta. Setelah tiga bulan, baru kita jual paket tour wisata ini kepada wisatawan mancanegara," ucapnya.
Menpar Arief Yahya selalu melihat apa yang dilakukan di Negara lain dan sukses. Dia menyebut benchmark, membandingkan dengan cerita sukses dari negara lain dengan tema yang sama, Kota Tua atau Kota Lama. “Singapore, Malaysia, yang dekat dengan kita sudah melakukan revitalisasi,” kata Arief Yahya.
Eropa adalah gudangnya heritage building. Hampir semua kota selalu punya kota kuno yang umurnya sudah lebih dari 100 tahun, dan dilindung oleh pemerintah. “Kota Tua Jakarta itu punya sejarah panjang. Karena itu, dengan sedikit sentuhan saja, Kota Tua bisa lebih keren,” ungkapnya.
Baginya, langkah yang dilakukan dengan walking tour Indonesia Heritage Walk itu sudah cukup maju. Sekaligus mempromosikan kawasan heritage Kota Tua Jakarta. Destinasi di ibu kota yang cukup dekat dengan market, Jakarta dan 30% wisman masuk melalui Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
"Singapura dan Kuala Lumpur sudah sering meng-create program wisata gratis seperti ini. Hasilnya, destinasi mereka makin ngehits. Kalau ini diterapkan di Kota Tua Jakarta dengan gaya khas Wonderful Indonesia, saya yakin walking tour ini bisa menjadi atraksi menarik yang banyak dikunjungi turis asing layaknya Jakarta Tempoe Doeloe," kata Menpar Arief Yahya. (*)