Lebih lanjut, Menpar Arief menjelaskan, sertifikasi halal untuk pariwisata sangat berdampak strategis. Ia mencontohkan, di negara berkembang yang bukan mayoritas muslim bisa mendapat kunjungan wisatawan muslim dengan jumlah luar biasa karena sertifikasi halal tersebut.
"Yang pertama kita perlu sertifikasi, kedua perlu memberikan pelayanan standar internasional. Saya bisa buktikan. Thailand itu, bukan negara mayoritas muslim, tapi jumlah Wisatawan mancanegara (wisman) muslimnya lebih banyak," katanya.
Selain Thailand, lanjut Arief, Singapura sebagai negara kecil dikunjungi wisatawan mancanegara muslimnya 3,5 juta lebih besar daripada yang datang ke Indonesia.
Arief mengatakan, untuk memajukan industri pariwisata, selain sertifikasi, alokasi sumber daya harus mengikuti. Dengan mempunyai nominal yang tinggi, kemajuan pariwisata mempunyai dampak lebih besar dan bisa dirasakan rakyat menjadi 170 persen.
Oleh karenanya, sertifikasi halal ini sangat disarankan kepada seluruh pelaku usaha agar bisa segera ditempuh. "Terutama pelaku bisnis wisata halal, harus gunakan global standard, apa yang telah diakui. Kalau mereka mensertifikasi, kita mensertifikasi," ujar Arief Yahya.(adv)