Dia mengungkapkan, shaken baby syndrome tak hanya mengakibatkan pendarahan pada otak. Ada banyak kemungkinan terburuk yang bakal dialami bayi akibat guncangan keras. Antara lain, pendarahan retina mata, developmental delay atau tumbuh kembang lambat, dan kejang berulang.
Sebagian kasus shaken baby syndrome di Indonesia disebabkan faktor ketidaksengajaan. Misalnya, orang tua yang tengah menghibur bayinya dengan cara melempar atau mengayun. Sialnya, lemparan itu terlalu keras sehingga menimbulkan guncangan yang memicu pendarahan otak.
Shaken baby syndrome bisa disembuhkan, asal diobati sejak dini. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, otak bisa membengkak dan pendarahan terlalu besar. Akibatnya, kesadaran bayi menurun drastis. ’’Untuk kasus itu, mau tidak mau harus dilakukan operasi saraf,’’ ucapnya. (nhk)