SURAT DARI KUALA LUMPUR

Beratnya Perjuangan Sepakbola di SEA Games

Perca | Kamis, 17 Agustus 2017 - 00:12 WIB

Beratnya Perjuangan Sepakbola di SEA Games
Luis Milla, mantan pemain Real Madrid, didatangkan untuk melatih Timnas Indonesia dengan harapan bisa mendongkrak prestasi sepakbola Indonesia. (JPG)

SEA Games XXIX 2017 Kuala Lumpur, Malaysia, baru akan dibuka secara resmi pada 19 Agustus 2017 mendatang, namun beberapa cabang olahraga (cabor) sudah di pertandingkan. Cabang sepakbola menjadi cabor paling awal dipertandingkan, yakni pada Senin (14/8/2017).

Oleh Hary B Kori’un (Kuala Lumpur)

Baca Juga :Ketum KONI Pusat Apresiasi Pelaksanaan Porwil di Riau

--------------------------------------------------

Malaysia mengawali perebutan medali paling bergengsi ini di Grup A dengan kemenangan 2-1 atas Brunei Darussallam, dalam pertandingan yang alot di Stadion Shah Alam.  Di partai lainnya, Myanmar menang 2-0 atas Singapura.

Indonesia sendiri memainkan pertandingan perdananya di Grup B melawan Thailand pada Selasa (15/8/2017) sore di stadion yang sama yang berakhir 1-1. Ini merupakan hasil imbang kedua bagi kedua negara, setelah dalam penyisihan akhir Pra Piala Asia U-23 di Bangkok belum lama ini, bermain imbang 0-0. Dengan Vietnam yang menang 4-0 atas Timor Leste, Indonesia dan Thailand berbagi posisi di klasemen sementara 2 dan 3.

Perjuangan berat memang harus dilalui Indonesia dalam SEA Games kali ini. Bukan hanya Thailand yang menjadi lawan berat. Vietnam adalah salah satu macan Asia Tenggara yang akhir-akhir ini sulit ditaklukkan. Di Grup B, selain tergabung dengan kedua negara tersebut, masih ada Filipina, Kamboja, dan Timor Leste.

Dua negara terakhir itu di atas kertas bisa dilewati dengan kemenangan, namun Filipina belakangan juga menjadi salah satu tim alot yang sulit dikalahkan setelah mereka banyak melakukan naturalisasi pemain keturunan yang banyak bermain di Eropa.

Dengan target medali emas, perjuangan menuju partai puncak tanggal 29 Agustus memang berat, meski bukan hal yang mustahil. Hasil imbang melawan tim kuat Thailand, membuktikan timnas kita punya potensi untuk berprestasi lebih jauh. Fokus pertama pastilah lolos dulu dari penyisihan grup.

Vietnam menjadi lawan berat yang harus dihadapi pada Selasa (22/8) di Stadion Majlis Perbendaraan MP, Selayang. Sebelum itu, Evan Dimas dkk harus bertarung lebih dulu dengan Filipina di Stadion Shah Alam, Kamis (17/8) ini. Lalu menghadapi Timor Leste pada Ahad (20/8) di Stadion Majlis Perbendaraan MP, Selayang. Di partai terakhir menghadapi Kamboja di Shah Alam, Kamis (24/8).

Saya sempat bertemu dengan Bima Sakti, asisten pelatih timnas, di lobi hotel Royale Chulan, Kuala Lumpur, Rabu (16/8) pagi, sebelum tim Indonesia berangkat latihan. Menurut mantan kapten timnas yang beristrikan wanita asal Riau ini, pada dasarnya kekuatan Indonesia, Thailand, dan Vietnam hampir seimbang. Menurutnya, hasil imbang 1-1 dengan Thailand di pertandingan pertama adalah cerminan dari hal itu. Sedangkan kemenangan telak Vietnam atas Timor Leste juga menjelaskan bahwa Vietnam juga punya potensi menyulitkan.

Indonesia, kata Bima, agak “diuntungkan” karena melawan Thailand di partai pertama. Artinya, tinggal Vietnam lawan terberat kita, sedangkan Vietnam masih harus berhadapan dengan Indonesia dan Thailand. Dengan perhitungan tersebut –dengan asumsi semuanya sesuai dengan prediksi kekuatan masing-masing dan menganggap Filipina belum masuk dalam persaingan menuju dua besar penyisihan grup— Indonesia dan Thailand lebih memiliki peluang untuk lolos ke semifinal. Apalagi jika misalnya nanti tim asuhan Luis Milla ini bisa mengalahkan Vietnam.

Indonesia memang harus berjuang keras dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk meraih emas di SEA Games kali ini. Sejak SEA Games 2001 yang melakukan pembatasan usia U-23, Indonesia belum pernah sekalipun meraih emas. Prestasi tertinggi yang didapat hanya sebatas final (perak) secara beruntun yakni pada 2011 dan 2013. Ketika itu Indonesia kalah adu penalti dari Malaysia pada 2011 dan tunduk 0-1 kepada Thailand di tahun 2013.

Sementara pada SEA Games edisi terakhir, tahun 2015 di Singapura, Indonesia harus puas finis di peringkat empat. Setelah kalah 0-5 dari Thailand di semifinal, Indonesia kemudian kalah dengan skor yang sama dari Vietnam dalam partai perebutan tempat ketiga.

Sebelum era U-23 di SEA Games, Indonesia pernah menyabet medali emas sepakbola pada 1987 dan 1991, mengalahkan Malaysia 1-0 di Jakarta dan menang adu penalti atas Thailand di Manila. Itulah pencapaian terbaik timnas sepakbola Indonesia dalam 12 edisi SEA Games sebelum 2001.

Kita semua berharap, dengan komposisi terbaik pilihan Luis Milla –yang sebelumnya gagal dalam Pra Piala Asia U-23— ini, target emas yang dibebankan PSSI dan KOI, bisa tercapai.***

HASIL TIMNAS INDONESIA CABANG SEPAKBOLA SEA GAMES

Era Timnas Senior

1977: Semifinal

1979: Runner-up

1981: Posisi tiga

1983: Fase grup

1985: Posisi empat

1987: Juara

1989: Posisi tiga

1991: Juara

1993: Posisi empat

1995: Fase grup

1997: Runner-up

1999: Posisi tiga

Era U-23

2001: Posisi empat

2003: Fase grup

2005: Posisi empat

2007: Fase grup

2009: Fase grup

2011: Runner-up

2013: Runner-up

2015: Posisi empat









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook