PIALA EROPA 2020

Austria Bisa Menyulitkan Belanda

Perca | Kamis, 17 Juni 2021 - 17:57 WIB

Austria Bisa Menyulitkan Belanda
Penyerang pengganti Austria, Michael Gregoritsch (paling kanan), saat merayakan golnya ke jala Makedonia Utara dalam pertandingan penyisihan grup Piala Eropa 2020. (TWITTER UEFA)

BAGIKAN



BACA JUGA


Catatan Hary B Koriun

BELANDA berhasil mengalahkan Ukraina 3-2 dalam laga awal Grup C Piala Eropa 2020 (2021), 14 Juni 2021 lalu. Pertandingan yang cukup menegangkan karena kemenangan De Oranje didapat menit ke-85 lewat bek-sayap kanan Danzel Dumfries.


Kemenangan ini patut disyukuri mengingat Ukraina memberikan perlawanan sepadan dan menyulitkan lewat permainan cepat dan langsung menusuk ke jantung pertahanan. Sebagai mantan striker, Andriy Shevchencko tahu bagaimana meracik pasukannya dengan formasi menyerang yang membuat pertahanan Belanda sering salah atisipasi.

Kini, lawan yang akan dihadapi Belanda bukan lagi Ukraina. Austria yang di pertandingan pertama menang meyakinkan 3-1 atas Makedonia Utara, juga tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka juga punya kecepatan seperti Ukraina, tetapi juga punya visi permainan yang tak kalah dari tim-tim besar lainnya.

Pelatih Franko Roda mendapat berkah karena memiliki banyak pemain yang matang di Bundesliga Jerman, kompetisi yang mengirimkan hampir separuh dari keseluruhan pemain yang manggung di Piala Eropa 2020 ini. Dalam tim Austria, hanya ada 3-4 pemain yang tak bermain di Bundesliga Jerman.

Pemain-pemain kunci seperti David Alaba (Bayern Muenchen/Real Madrid), Stefan Lainer (Borussia Moenchengladbach), Martin Hinteregger (Eintracht Frankfurt), Julian Baumgartlinger (Bayer Leverkusen), Xaver Schlager (Wolfsburg), Stefan Ilsanker (Eintracht F), Marcel Sabitzer dan Konrad Laimer (RB Leipzig), Sasa Kalajdzic (VfB Stuttgart) atau Michael Gregoritsch (Ausburg) sangat matang dengan tempaan ketatnya Bundesliga.

Maka tak heran kalau Austria dianggap sebagai Jerman II dalam kejuaraan ini. Mereka bermain ngotot dan bertenaga, khas Jerman. Austria punya kekuatan mapan di lini tengah lewat Sabitzer, Schlager, dan Laimer. Mereka selalu terhubung dalam menjaga lapangan tengah, baik saat menyerang maupun bertahan. Schlager sebagai gelandang bertahan dan pemutus serangan lawan, sangat bertenaga dan cepat. Sementara Sabitzer adalah pengatur serangan dan pencetak gol yang baik. Sedang Laimer adalah seorang jangkar penghubung yang berbagi tugas dan sekaligus meringankan kerja Sabitzer, seperti yang mereka perankan di RB Leipzig.

Kemenangan atas Makedonia Utara mungkin belum bisa menjadi garansi kalau Austria bakal bisa mempersulit Belanda. Namun jika melihat penampilan pertahanan Belanda ketika dibobol dua gol oleh Ukraina, termasuk bagaimana mereka susah menembus pertahanan Ukraina, pasti sudah dianalisa oleh Roda dan stafnya.

Belanda mengalami masalah di pertahanan setelah bek Juventus, Matthijs de Ligt, mengalami cedera dan belum pasti apakah bisa bermain atau tidak dalam laga ini. Kehilangan De Ligt, Frank de Boer akhirnya memasang tiga bek di belakang, yakni Jurrien Timber, Stefan de Vrij, dan Daley Blind. Komposisi tiga bek ini hal yang jarang dilakukan Belanda selama ini. Jika De Ligt atau Virgil van Dijk, ada dalam tim, maka duet itu akan membuat nyaman pertahanan.

Gol yang dicetak Roman Yaremchuk lewat sundulan kepala memanfaatkan tendangan bola mati, memperlihatkan bagaimana komposisi pertahanan ini tidak cepat antisipasif terhadap pergerakan pemain-pemain Ukraina. Gol bola lob yang dibuat kapten Andrii Yarmolenko juga memperlihatkan mudahnya pertahanan Belanda dijebol lawan.

Dalam kondisi begitu, pertahanan Belanda harus berjuang melawan lini serang Austria yang tak bisa dipandang remeh. Austria punya striker tajam yang musim lalu mencetak 16 gol untuk VfB Stuttgart, Sasa Kalajdzic, atau dua pemain pengganti Gregoritsch dan Marco Arnautovic yang masing-masing mencetak gol ke jala Makedonia Utara.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook