Sementara Pogba ingin menyampaikan tentang keyakinan agamanya, Islam, yang melarang minuman beralkohol. Banyak pemain muslim yang bermain di beberapa klub yang melakukan kampanye serupa dengan tidak meminum bir saat selebrasi juara. Hasan Salihamidzic dan Frank Ribery, pernah menolak minum bir yang juga sponsor Bayern Muenchen saat klub meraih juara Bundesliga.
Apa yang dilakukan Ronaldo sangat dahsyat dampaknya. Hanya beberapa jam setelah peristiwa itu, saham Coca-Cola di bursa New York Stock Exchange berpotensi kehilangan kapitalisasi pasarnya hingga USD4 Miliar atau setara Rp57 triliun pada Senin. Banyak analis saham membernarkan bahwa hal itu terjadi karena kejadian “kecil” yang dilakukan pemain sekelas Ronaldo.
Yangh menarik, jika Coca-Cola merugi setelah kasus Ronaldo, “pesan” yang disampaikan Pogba justru membuat saham Heineken naik. Pada perdagangan Rabu (16/6/2021), saham HEIO tercatat menguat hingga 0,72% menjadi 84,10 euro per saham. Sementara, saham HEIA juga mengalami penguatan hingga 1,02% menjadi 99,18 euro per saham. Heineken merupakan perusahaan bir asal Belanda. Heineken memiliki dua saham yang terdaftar di bursa Euronext Amsterdam (AEX) di Amsterdam yaitu Heineken Holding NV(HEIO) dan Heineken NV (HEIA).
Persoalannya, baik Coca-Cola maupun Heineken adalah perusahaan sponsor yang ikut mendanai Piala Eropa 2021. Sebagai sponsor, berdasarkan kesepakatan kontrak, mereka berhak memperlihatkan produk mereka pada momen-momen yang sudah disepakati. Dalam hal ini salah satunya produk mereka ada di meja saat perwakilan tim melakukan jumpa pers –hal wajib yang harus diikuti semua tim.
Konsultan bisnis olahraga asal Amerika Serikat (AS), Carlos Canto, memastikan Ronaldo dan Pogba akan langsung mendapat hukuman di AS jika menyingkirkan produk sponsor seperti di Piala 2020. Canto yang merupakan CEO SPSG Consulting mengatakan, seorang atlet tidak bisa melakukan hal seenaknya terhadap produk sponsor jika di AS.
Namun, Pengacara dan Konsultan Hukum Olahraga asal Brazil, Marcel Belfiore, mengatakan, UEFA tak bisa memberikan hukuman langsung kepada Ronaldo. UEFA akan memberi hukuman kepada Federasi Sepakbola Portugal (FPF) atas tindakan Ronaldo. Dari situlah, FPF bisa mengambil tindakan memberi hukuman kepada Ronaldo atau tidak.
Pemilik CA Sports Marketing yang bermarkas di Barcelona, Cinto Arjam, khawatir tindakan Ronaldo dan Pogba bisa jadi preseden buruk. Tindakan itu bisa membuat perusahaan berpikir dua kali untuk menjadi sponsor.
"Yang pesepakbola tidak paham adalah, meski mereka mengirim pesan bagus, ada kenyataan lainnya. Bahwa pesepakbola bermain untuk timnas masing-masing dan tampil di turnamen seperti (Piala Eropa, red) ini, dan mereka harus menaati peraturan. Di antaranya tim harus menjalani komitmen sponsorship," kata Arjam seperti dikutip Marca.
Dilema memang terjadi pada kasus-kasus “pesan” tersebut. Kita tak bisa menilai dengan hitam-putih. Apa yang dilakukan Balotelli, Ronaldo, atau Pogba di satu sisi mengandung pesan baik, namun di sisi lain, ada pihak-pihak yang mungkin tersakiti dan merasa mereka –para peain itu-- tak harus melakukan hal itu. Di sinilah sepakbola bekerja pada sendi kehidupan di era modern ini.***