Denmark? Di babak knock-out 16 Besar, Dinamit Denmark melempem seperti tersiran air. Bertarung melawan Spanyol di Stadion La Corregidora, Queretaro, pada 18 Juni 1986, Denmark takluk 1-5. Hanya Jesper Olsen yang bisa mencetak gol lewat penalti menit ke-33, sedangkan gawangnya digelontor 4 gol oleh Si Burung Nazar Emilio Butragueo, dan satu gol oleh Andoni Goikoetxea.
Dinamit Denmark meledak lagi pada Piala Eropa 1992 di Swedia. Dalam kejuaraan ini, sebenarnya Denmark tak lolos karena tersingkir di penyisihan grup. Seharusnya yang datang ke Swedia adalah Yugoslavia. Tapi Perang Balkan yang banyak membunuh anak-anak dan perempuan, juga genosida, yang dilakukan tentara Yugoslavia, membuat PBB turun tangan. Yugoslavia dibekukan dari iven apa pun, termasuk keikutsertaannya di Piala Eropa 1992 berdasarkan keputusan FIFA dan UEFA.
Denmark kemudian yang ditunjuk sebagai penggantinya. Pelatih Richard Moeller-Nielsen, sang pelatih, hanya diberi waktu seminggu untuk mengumpulkan pemainnya. Padahal, para pemain Denmark sudah banyak yang berlibur keluar negeri. Nielsen juga gagal merayu pemain bintangnya, Michael Laudrup. Akhirnya, dengan persiapan yang sangat minim dan seadanya, mereka berangkat ke negara tetangganya, Swedia.
Mengandalkan Bent Christiansen, Brian Laudrup, Lars Estrup, dan Flemming Povlsen di depan; Hendrik Andersen, Kim Vilfort, Henrik Larsen, John Jensen, Johnny Molby, Torben Picknik dll di tengah, lalu John Sivabaek, kapten Lars Olsen, Kent Nielsen, Hendrik Andersen, plus Peter Schemichel di bawah mistar, Denmark lolos ke babak kedua sebagai runner-up di bawah Swedia di Grup 1. Yang menarik, mereka membuat dua nama besar, Prancis dan Inggris, pulang lebih cepat.
Denmark ditahan imbang Inggris 0-0 di partai awal. Lalu kalah 0-1 dari Swedia lewat gol Thomas Brolin. Dan di pertandingan terakhir, dua gol yang dicetak Henrik Larsen dan Lars Estrup, hanya mampu dibalas oleh Jean-Pierre Papin. Kemenangan 2-1 ini membuat Denmark lolos ke babak semifinal (peserta kejuaraan ini hanya 8 tim).
Melawan juara bertahan Belanda, Denmark menjadi underdog. Namun, dalam pertandingan 120 menit, kedua tim bermain imbang 2-2. Dua gol Denmark diborong gelandang Henrik Larsen, sedang gol-gol Belanda dicetak Dennis Berkamp dan Frank Rijkaard. Dalam adu penalti, lima penendang Denmark yakni Flemming Povlsen, Henrik Larsen, Lars Elstrup, Kim Vilfort, dan Kim Christofte sukses membobol jala Hans van Brekuelen. Di pihak Belanda, Ronald Koeman, Rob Witschge, Rijkaard, Berkamp sukses memperdaya Peter Schmeichel. Sayangnya, sang pahlawan di Piala Eropa 1988, Marco van Basten, gagal.
Di final, Jerman (Barat) sudah mengadang setelah menang 3-2 atas tuan rumah Swedia. Kembali, Denmark menjadi underdog. Tapi, dua gol John Jensen dan Kim Vilfort yang tak mampu dibalas Jerman, membuat Denmark meraih gelar untuk pertama kalinya. Padahal, Jerman datang dengan pasukan yang dua tahun sebelumnya berhasil meraih juara Piala Dunia 1990 di Italia.
Kini, dengan semangat sejarah sebagai Tim Dinamit, Denmark akan memulai petualangan baru. Di babak 16 Besar, Denmark akan menghadapi sesama tim yang lolos sebagai runner-up, yakni Wales. Ini akan menjadi pertandingan menarik sebagai sesama tim yang tak diunggulkan. Denmark punya pengalaman juara di turnamen ini, sedang Wales adalah semifinalis di 2016 sebelum kalah melawan Portugal.
Akankan Denmark Dynamite akan meledak lagi?***