JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim kembali mengajak Persatuan Guru Republik Indonesia dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP).
Namun demikian, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, belum ada niatan untuk kembali sebelum hasil evaluasi dipublikasikan. Jadi untuk saat ini, masih memutuskan untuk tidak bergabung.
"Jelas kami lihat bahwa tahun depan kalau diulang seluruhnya ya dipertimbangkan. Kalau rekrutmen semua dan dilakukan evaluasi komprehensi, kita pertimbangkan. Sikap kami nggak berubah dari awal (tidak bergabung)," terang dia kepada JawaPos.com, Kamis (27/8).
Dia juga meminta agar memberdayakan lembaga-lembaga di kementerian yang ada di semua provinsi. Seperti Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
"Untuk melakukan tracking analisis kebutuhan pelatihan guru dan berikan kesempatan kepada mereka untuk melatih," jelas dia.
Dalam konteks tersebut, organisasi masyarakat (ormas) bisa bergotong-royong, bukan menyalurkan dana besar pada mereka. Memberdayakan ormas dapat dilakukan dengan beragam cara, tidak harus menggelontorkan uang besar untuk melatih. Dalam hal ini, pihaknya memandang perlunya kehati-hatian.
"Kami biasa independen, puluhan tahun melakukan pelatihan pada guru dan tenaga kependidikan. Dukungan dana yang besar tidak selalu berdampak positif," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim kembali mengajak PGRI dan Muhammadiyah untuk kembali ke dalam POP. Pihaknya pun telah menjalankan rekomendasi yang diberikan.
"Jadi harapan kami adalah dalam waktu dekat kami bisa membawa kembali PGRI dan Muhammadiyah kembali dalam program POP dan berbagai macam kolaborasi dengan pemerintah lainnya," ucapnya dalam Rapat Kerja Komisi X DPR secara daring, Kamis.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi