Penggunaan Bahasa Indonesia dan Daerah sebagai Upaya Menjaga Bangsa

Pendidikan | Selasa, 26 November 2019 - 21:00 WIB

Penggunaan Bahasa Indonesia dan Daerah sebagai Upaya Menjaga Bangsa
Para peserta Seminar Nasional Bahasa, Muatan Lokal, dan Pengajaran yang menjunjung tema Menjulang Bahasa Indonesia sebagai Kekuatan Bangsa, Selasa (26/11/2019).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Balai Bahasa Riau bekerja sama dengan Universitas Lancang Kuning (Unilak) menyelenggarakan Seminar Nasional: Bahasa, Muatan Lokal, dan Pengajaran yang menjunjung tema Menjulang Bahasa Indonesia sebagai Kekuatan Bangsa, Selasa (26/11).

 


Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan negara kedua terbanyak yang memiliki bahasa daerah, yaitu sejumlah 718 bahasa. Tak hanya itu, lebih dari 30 lembaga di dunia mempelajari bahasa Indonesia.

Bahasa negara mempersatukan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, menjaga kebhinekaan rakyatnya sebagai bangsa yang berbudaya.

Kepala Balai Bahasa Riau Drs Songgo Siruah MPd menyampaikan bahwa bahasa Indonesia sebagai simbol negara harus diutamakan penggunaannya sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

"Kita harus merawat bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan nasional. Tanpa bahasa Indonesia, NKRI akan hilang," tegas Songgo.

Tidak hanya itu, Songgo juga mengimbau para peserta yang terdiri dari guru, dosen, dan mahasiswa agar senantiasa menjaga bahasa Melayu yang telah berkontribusi terhadap lahirnya bahasa Indonesia.

Kepala Balai Bahasa yang menyampaikan ucapan selamat datang menggunakan pantun ini mengusulkan agar ke depannya bahasa daerah, khususnya bahasa Melayu diarahkan dalam pengajaran di sekolah. Songgo juga mengapresiasi Unilak yang telah memiliki bahasa daerah sebagai salah satu program studi di Fakultas Ilmu Budaya.

Rektor Unilak Dr Junaidi MHum yang membuka acara, mengatakan bahasa Indonesia dan Melayu tidak perlu dipertentangkan, melainkan dieratkan agar dapat mengangkat kedua bahasa ini berdasarkan peranannya masing-masing. "Tidak hanya bahasa Melayu, pemakaian bahasa di ruang publik dipantau kembali karena masih maraknya penggunaan bahasa asing," kata Junaidi.

Hadir sebagai narasumber Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Prof Dr Dadang Sunendar MHum, Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Datuk Seri Al Azhar dan Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya Unilak Dr Evizariza MHum.

​Prof Dr Dadang Sunendar MHum berpesan agar menjaga fungsi dan manfaat bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia menjadi bahasa yang besar dan siap mendunia.

​Datuk Seri Al Azhar juga menyampaikan tidak hanya dijadikan sebagai alat komunikasi, tetapi alat penyampaian budi.

Dengan mendengar bahasa, kita tahu bagaimana adab sebuah bangsa. Itulah kenapa kita harus menjaga martabat bahasa negara. "Pun dengan bahasa daerah sebagai wujud kekayaan bangsa," pesan Al Azhar.(rls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook