KEMENDIKBUD GANDENG PELAKU INDUSTRI

Pendidikan Vokasi Diperlukan Industri

Pendidikan | Sabtu, 20 Juni 2020 - 20:51 WIB

Pendidikan Vokasi Diperlukan Industri
Ilustrasi pendidikan vokasi (DOK JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui program Merdeka Belajar akan menggandeng para pelaku industri untuk memberikan materi pengajaran yang berguna kepada para siswa vokasi dan mahasiswa ketika berada di dunia kerja.

"Jadi ini terkait upaya kita untuk meningkatkan peran pendidikan vokasi karena ini juga diperlukan oleh industri," terang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud Ainun Naim dalam webinar, Sabtu (20/6).


Ia mengatakan bahwa adanya kerja sama untuk meningkatkan sekolah vokasi dan universitas dapat memberikan nilai tambah, baik untuk sekolah dan universitas serta industri itu sendiri.

"Pihak-pihak yang bergerak secara tidak langsung dengan pendidikan, seperti industri itu bisa punya kesempatan untuk berkolaborasi yang dapat memberikan manfaat kedua belah pihak. Kolaborasi ini dari strategi kita di pendidikan tinggi yang dikenal dengan kampus merdeka," ujarnya.

Nantinya, para mahasiswa pun bisa melakukan aktivitas-aktivitas di luar kampus, dan akan diakui sebagai bagian dari unsur pemenuhan kurikulum yang disyaratkan oleh program studinya. Jadi, mahasiswa memiliki fleksibilitas dalam melakukan pengembangan diri dan melakukan studi, dan kampus perlu memberikan fleksibilitas itu.

"Kenapa (memberikan fleksibilitas) karena dalam kenyataannya, yang menunjukkan bahwa karir mahasiswa itu sering tidak didukung oleh apa yang mereka pelajari ketika mereka belajar. Jadi ketika mereka belajar, mereka diberi materi yang sempit. Banyak kurikulum itu relatif sempit, sehingga ketika lulus, berkarir dan menghadapi berbagai tantangan, mereka harus mencari (keahlian) di luar program studi yang mereka ikuti dulu," tambahnya.

Pihaknya meminta semua kampus dapat memperbolehkan mahasiswa untuk bisa mengambil materi di luar program studi. Mulai dengan kegiatan magang, hingga aktif di lembaga masyarakat yang berlaku hingga satu tahun.

"Misalnya magang di industri, tidak 1-2 bulan, baru kenal industri langsung keluar, tapi satu tahun sehingga bermanfaat bagi mahasiswa dan juga industrinya juga," tutupnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook