LINGKUNGAN

PT SISL Klaim Ikan Mati di Sungai Kiyab Jaya Bukan dari Limbah Perusahaan

Pelalawan | Selasa, 01 Februari 2022 - 14:01 WIB

PT SISL Klaim Ikan Mati di Sungai Kiyab Jaya Bukan dari Limbah Perusahaan
Wiko Andrianto saat mengambil sampel air sungai Kiyab Jaya yang disebut tercemar limbah pabrik PKS PT SISL. (HUMAS PT SISL UNTUK RIAUPOS.CO)

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Ditemukannya ikan mati di Sungai Kiyab Jaya, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan pada 28 Januari lalu diduga bukan berasal dari tercemarnya sungai akibat terpapar limbah dari Perusahaan Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) PT Sri Indrapura Sawit Lestari (SISL). Kuat dugaan ratusan ikan itu mati karena diracun dengan cara diputas.

Hal tersebut ditegaskan Kepala Desa Kiyap Jaya, Herman kepada Riau Pos, Senin (31/1/2022). Menurutnya, sebelum adanya informasi tentang ditemukan adanya ikan mati di Sungai Kiyap Jaya, tepatnya pada 24 Januari lalu, dia bersama humas perusahaan PT SISL dan warga sudah turun ke lapangan untuk mengecek langsung kondisi air Sungai Kiyab Jaya yang diduga tercemar limbah pabrik PT SISL.

'’Saat air sungai dikatakan tercemar, saya langsung turun ke Sungai Kiyap Jaya bersama humas perusahaan PT SISL. Setibanya di lokasi, saya menyaksikan air sungai tidak hitam, justru jernih. Dan waktu itu Pak Wiko Adrianto yang merupakan humas PT SISL juga langsung meminum air sungai, dan reaksinya sama sekali tidak terjadi apa-apa. Dan ikan pun saat itu tidak ada yang mati,’’ terangnya.

Setelah empat hari kemudian, lanjut Herman, baru ada laporan bahwa banyak ditemukan ikan mati di Sungai Kiyab Jaya. Dia bersama pihak kopolisian dari Polsek Bandar Sei Kijang langsung turun ke lapangan dan mengecek kondisi air sungai. Faktanya sama, air tidak hitam, tetap jernih seperti saat turun ke lapangan pada 24 Januari 2022. Bedanya, saat turun kedua ada ikan yang mati.
 


'’Waktu itu saya langsung lapor ke Kapolsek agar melakukan penyelidikan dengan mengambil sampel air sungai dan melakukan penelitian ke labor. Apakah air sungai tercemar limbah atau ikan itu mati karena sengaja diracun untuk melakukan sabotase terhadap perusahaan. Karena saya tidak punya kapasitas untuk memastikannya. Kalau terbukti itu diracun (di putas,red) saya minta cari pelakunya dan proses. Karena saya melihat secara kasat mata di lapangan dan belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, ini ikan mati diduga akibat diputas, bukan karena limbah dari perusahaan,’’ paparnya.

Di tempat terpisah, M Said Siregar salah seorang warga Desa Kiyab Jaya yang mengaku ikut mengambil ikan yang mati dan mengkonsumsinya langsung tidak menimbulkan reaksi apa-apa. Bahkan menurutnya dia mengkonsumsi ikan itu bersama anak dan istrinya.

"Ikan mati di Sungai Kiyap Jaya itu memang ada. Itu terjadi pada 28 Januari kemarin. Saat itu saya ikut mengambil ikan yang mati dan memasaknya. Kemudian ikan itu kami makan sama-sama dengan istri dan anak-anak, tapi tidak ada menimbulkan gejala apa-apa sampai sekarang,’’ katanya.

Dia juga mengatakan, saat ikan mati air sungai dalam kondisi jernih, tidak seperti sedang tercemar oleh limbah perusahaan. Biasanya, kata Siregar, kalau air sungai tercemar limbah, warnanya hitam pekat, sementara saat itu air sungai kondisinya jernih. Perut ikan yang mati juga tidak biru.

’’Kalau terpapar limbah perut ikan biasanya membengkak dan biru. Ini ikan yang mati justru matanya yang pudar. Makanya saya yakin ikan yang mati itu bukan akibat tercemar limbah perusahaan. Kalau benar ikan itu mati karena limbah perusahaan, saya pun tak mau memakannya sama anak dan istri. Karena pasti muntah-muntah setelah itu,’’ ucapnya.

Mill Manager PT SISL Sutiono didampingi Humas Wiko Andrianto menjelaskan, bahwa perusahaan tidak pernah membuang limbah pabrik ke sungai. Karena semua limbah pabrik itu sudah diolah lagi dengan sistim Land Aplication dan dimanfaatkan untuk pupuk sawit di perkebunan milik masyarakat. Kalaupun perusahaan mau membuang limbah ke sungai kata Sutiono, itu dibolehkan, asalkan standar baku mutu limbahnya dipastikan sudah di bawah baku mutu.

’’Perusahaan punya izinnya untuk buang limbah ke sungai yang standarnya sudah di bawah baku mutu, tapi itu tidak kami lakukan, karena limbah itu kami manfaatkan lagi untuk pupuk sawit di perkebunan milik masyarakat,’’ ucapnya.

’'Lagi pula ngapain kami membuang limbah pabrik ke Sungai Kiyab Jaya, sementara Desember 2021 kemarin kami baru saja menaburkan bibit ikan di Sungai Kiyab Jaya itu. Itukan sama saja kami buang-buang duit perusahaan,’’ tambahnya lagi.

 

Laporan: Muslim Nurdin (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook