PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Selama tiga hari terakhir Kota Pekanbaru diselimuti kabut tebal yang mulai dikeluhkan oleh banyak masyarakat, Sabtu (30/9/2023).
Pantauan Riaupos.co, tampak bangunan di Kota Pekanbaru mulai tertutupi kabut tebal yang mengeluarkan aroma sisa kebakaran dan membuat pernafasan masyarakat terganggu.
Bahkan, hampir sebagian besar masyarakat yang mengendarai kendaraan bermotor menggunakan masker untuk menutupi saluran pernapasan agar tidak terasa sakit.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Ramlan SSi MSi, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendapatkan informasi dari pantauan satelit, saat ini ada kabut asap di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi sehingga arah angin yang mengarah ke ke Kota Pekanbaru menyebabkan Kota Bertuah diselimuti kabut asap yang cukup tebal.
"Mengingat arah angin dari tenggara, ada potensi sebaran asap dari selatan dan tenggara dengan sumber kabut asap berada di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan," katanya.
Sementara itu, untuk kualitas udara di Kota Pekanbaru mulai memasuki kategori tidak sehat yang terpantau melalui pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Di mana, particulate matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).
"Sejak pukul 00.00 WIB jumlah partikel udara di Kota Pekanbaru mencapai 104.90 Ugram/m3, dan hingga menjelang siang ini mencapai 93.30 Ugram/m3," ucapnya.
Dirinya mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak perlu panik, tetap gunakan masker dan konsumsi air minum yang cukup agar tidak dehidrasi karena udara dirasakan cukup panas dan terik.
"BMKG terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan," ungkapnya.
Laporan: Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi