IRVAN: TAK ADA KOMUNIKASI

Norizam Jual 25 Persen Saham PSPS ke Pria asal Deli Serdang

Pekanbaru | Jumat, 30 September 2022 - 10:17 WIB

Norizam Jual 25 Persen Saham PSPS ke Pria asal Deli Serdang
Pemain PSPS Rio Hardiawan (kanan) melakukan selebrasi bersama Yudi Aditya usai mencetak gol ke gawang PSMS, pekan lalu. (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Keputusan mengejutkan kembali diambil Manajemen PSPS Riau. Setelah mengumumkan PSPS pindah home base sementara ke Lubuk Pakam, Deli Serdang beberapa hari lalu, selanjutnya Kamis (29/9), Presiden Klub Norizam Tukiman mengumumkan telah menjual 25 saham PSPS ke pria asal Deli Serdang bernama HT Mufrizal.

"Alhamdulillah, Bang Rizal (HT Mufrizal) bersedia mengambil saham PSPS sebesar 25 persen. Hal ini merupakan bentuk kepedulian saya kepada PSPS Riau dan ingin tetap membesarkan tim ini," ujar Norizam Tukiman dalam Instagram resmi klub, @pspsriau, Kamis (29/9).


"Mufrizal merupakan putra asli daerah Deli Serdang dan mempunyai darah Aceh juga lah. Mufrizal juga mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Deli Serdang. Nantinya, HT Mufrizal akan bersama-sama dengan saya di PSPS Riau," tambahnya.

Sementara itu, dalam Instagram @pspsriau, Mufrizal menambahkan, dirinya dan Norizam Tukiman telah sepakat untuk mengonsentrasikan pertandingan-pertandingan PSPS Riau di Deli Serdang. "Ini dilakukan juga untuk memajukan persepakbolaan Deliserdang di Indonesia. Dan untuk berapa lamanya, kita akan berkonsultasi lagi dengan Presiden PSPS Riau," ujarnya.

Keputusan Norizam menjual 25 saham ke Mufrizal ini mengejutkan Irvan Herman selaku pemegang saham 10 persen PSPS. "Tidak ada komunikasi dari Presiden Klub PSPS tentang rencana penjualan saham ini. Harusnya ada RUPS dulu berkaitan dengan penjualan saham. Tidak pernah berkomunikasi soal keputusan yang diambil presiden klub untuk kemajuan PSPS,"ujarnya.

Irvan menyayangkan keputusan Norizam ini. Pasalnya, Irvan mengaku masih ada orang Riau, khususnya Pekanbaru yang berkeinginan membeli saham PSPS. Bahkan, dirinya mendapat kabar Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun berminat mengambil alih PSPS. "Saya setuju jika Pj Walo Kota yang ambil. Jadi, PSPS kembali milik Pekanbaru,"ujarnya.

Keputusan manajemen PSPS menjual 25 persen ke pria asal Deli Serdang ini disinyalir untuk mengamankan home base baru PSPS yakni di Stadion Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Sumatera Utara. Pasalnya, beberapa saat sebelum penjualan saham 25 persen, suporter PSDS yang tergabung dalam Antrak Mania menolak PSPS menjadikan Stadion Baharoeddin Siregar sebagai home base PSPS saat menjamu Karo United, 1 Oktober mendatang.

Mantan Sekretaris PSPS Heru Subagyo sangat menyayangkan keputusan manajemen memindahkan home base tim kesayangan masyarakat Riau ke luar Riau. "Berarti PSPS tidak lagi milik orang Riau. Saya yakin baik pendiri, mantan pengurus, dan suporter sedih dan prihatin terhadap nasib PSPS,"ujar Heru kepada Riau Pos, malam tadi.

Penolakan itu pun diposting di akun Instagram  suporter PSDS Deli Serdang @antrakmania. Di dalam IG itu, dimuat flyer dengan tulisan "Menolak PSPS Berkandang di Baharuoeddin !!!".  "Antrak Mania  menolak PSPS menggunakan Stadion Baharoeddin Siregar karena stadion ini cukup untuk tim kebanggaan kami PSDS Deli Serdang,"demikian postingan Antrak Mania.

Tak hanya itu, Norizam juga membenarkan mereka telah mengamankan situasi agar bisa main di Lubuk Pakam. "In sya Allah kalau keadaan sudah kondusif dan bagus maka kita (PSPS, red) akan kekal (tetap, red) di sini lah sehingga suporter PSPS Riau itu paham etika dan cara yang lebih sopan tidak anarkis dan sebagainya," ujar Norizam, Kamis (29/9).

Sementara itu, manajer tim PSPS Riau, Nurmiadiboy menjelaskan alasan pertandingan dilakukan di luar Pekanbaru atau Riau. "Alasannya adalah kami tidak ingin ada kericuhan kembali saat pertandingan berlangsung. Oleh sebab itu kami ingin bermain di Deli Serdang untuk pertandingan menghadapi Karo United," ujar Nurmiadiboy.

Di sisi lain, pindah ke Lubuk Pakam juga semakin menguatkan isyarat manajemen PSPS menghindari pembayaran utang retribusi pemakaian Stadion Utama Riau yang mencapai Rp200 juta lebih serta biaya perbaikan kerusakan stadion usai terjadi kerusuhan saat lawan PSMS lalu.

Ya, dari hasil pertemuan Dispora Riau dengan perwakilan manajemen PSPS disepakati manajemen diberi tenggat waktu agar membayar tunggakan dan memperbaiki kerusakan stadion paling lambat, 1 Oktober 2022 sebelum laga menjamu Karo United. Tapi, manajemen PSPS malah ke Lubuk Pakam.

Norizam mengaku memang belum dibayarkan tunggakan tetapi untuk pembayarannya kan per bulan seperti bulan Juli dan Agustus. "Jadi masih bulan September kan saat ini. Jadi maksudnya itu pembayarannya itu bertahap," katanya.

Sementara itu, salah seorang suporter PSPS Riau Dolly  mengaku sangat kecawa dengan keputusan pihak manajemen PSPS Riau terkait pemindahan home base PSPS Riau ke Deli Serdang. "Ini justru merugikan bagi PSPS sendiri. Kita melihat seperti sponsor -sponsor PSPS Riau pasti berharapnya bisa bermain di Pekanbaru atau home base di Pekanbaru. Mungkin itu juga harus dipertimbangkan dari sisi sponsorship," ujar Dolly.

Kemudian, pihaknya lebih kecawa lagi ketika Presiden Klub PSPS Riau menjual 25 saham klub PSPS. Menurut Doly tentunya ini benar-benar mengkhianati masyarakat Riau.  "Kalau kita coba runut ke belakang lagi, awal sebelumnya PSPS ini di-take over ke Nurizam, itu sudah ada tiga calon lain yang ingin membeli PSPS Riau. Tetapi karena mereka tidak menyanggupi untuk tidak mengganti nama dan bertukar home base PSPS maka akhirnya dipilih Norizam yang menyanggupi untuk tidak mengganti nama dan tak memindahkan home base," jelas Doly.

Lebih lanjut dikatakannya, justru yang terjadi saat ini adalah berbanding terbalik. "Tentunya ini mengkhianati masyarakat Riau, kemudian juga mengkhianati para pendiri dari PSPS Riau. Kemudian juga mengkhianati para pemain PSPS Riau yang dulu pernah berjuang untuk PSPS Riau dan juga mengkhianati suporter yang merupakan bagian dari masyarakat Riau,"ujarnya.

"Dan yang paling aneh itu adalah seharusnya Norizam Tukiman ini melibatkan dua orang pemilik saham di PSPS itu sendiri. Kan masih ada Ari Nugroho dan Irvan Herman yang sama-sama pemilik saham. Ya kita paham mayoritas pemilik saham dipegang oleh Norizam Tukiman tetapi semua bentuk apalagi penjualan saham klub. Perpindahan home base ini seharusnya membuka publikasi terhadap orang-orang yang memiliki hak dalam PSPS itu sendiri," ujarnya.

Ketua Antrak Mania, Edo juga kecewa. "Kami sangat kecewa dengan manajemen PSPS Riau karena telah memindahkan home base PSPS Riau ke Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam. Seharusnya manajemen tidak mengambil langkah atau keputusan memindahkan home base PSPS Riau ke Deli Serdang,"ujarnya.

Antrakmania menilai pihak manajemen PSPS Riau lari dari masalahnya. Seharusnya pihak manajemen tidak lari dari masalahnya dengan menjadikan Stadion Baharoeddin jadi home base PSPS. "Kami tidak akan menolak PSPS di sini jika memang betul-betul kena sanksi sehingga harus menggunakan Stadion Baharoeddin dijadikan home base PSPS. Mungkin kalau itu alasannya bisa kami terima. Tetapi yang terjadi di PSPS Riau kan manajemen lari dari masalah. Itu yang tidak bisa kami terima sebagai suporter PSDS Deli Serdang," ujar Edo.

"Seharusnya manajemen PSPS itu tidak seperti itu mengambil keputusan dengan memindahkan home base PSPS Riau ke Deli Serdang. Kami merasakan apa yang dirasakan oleh suporter PSPS Riau. Harusnya manajemen PSPS bisa lebih dewasa lagi cara berpikirnya. Ketika ada permasalahan, masak harus lari dari masalah," kata Edo.

Menurutnya, dengan pindah home base ke Deli Serdang tidak akan menyelesaikan permasalahan PSPS. "Untuk itu kami bersama-sama menolaknya. Bagaimana kalau ini terjadi di posisi tim kami, lari dari masalah dan home base di tempat lain. Tentu kami sebagai suporter tidak mau menerima itu karena kami suporter ini bukan mencari keuntungan tetapi memang mencintai tim kebanggaan kami yang tidak bisa diukur dengan materi," katanya.(dof/das)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook