Guru BK Harus Tahu Memetakan Potensi Siswa

Pekanbaru | Rabu, 30 Januari 2019 - 20:13 WIB

Guru BK Harus Tahu Memetakan Potensi Siswa
SEMINAR: Psikolog Dr Rose Mini saat memaparkan materinya pada seminar Guru BK 2019 di Politeknik Caltex Riau,Rabu (30/1/2019). (PCR FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Para guru BK (bimbingan konseling) mesti mampu membuat pemetaan masing-masing siswa di sekolahnya. Guru BK  harus tahu secara rinci mengenai seorang siswa. Artinya tahu banyak informasi dan tidak sepotong-sepotong.

Guru BK pada dasarnya idealnya memiliki banyak informasi yang bisa didapatkan dari banyak sumber seperti membaca buku, dari internet, media massa, ikut seminar-seminar dan sebagainya yang gunanya untuk memberikan masukan kepada siswa  terutama yang menyangkut masa depannya.

Baca Juga :PCR-PHR Resmi Tutup Program Penguatan Ekosistem Vokasi di Provinsi Riau

“Penelitian membuktikan, banyak mahasiswa yang mengaku salah memilih jurusan. Ada riset yang pernah dilakukan, 87 persen mahasiswa menyebutkan salah memilih jurusan yang diambilnya setelah lulus dari SLTA. Itu bisa terjadi karena sebelumnya tidak ada bimbingan tentang kemampuan, minat dan bakatnya bagusnya memilih ke mana setelah lulus nantinya.  Atau kalaupun ada bimbingan, guru BK-nya  tidak mempunyai kemampuan informasi yang lengkap sehingga tidak bisa memberikan masukan-masukan yang tepat kepada siswanya,” kata psikolog nasional Dr Rose Mini AP MPSi saat menjadi pembicara di kegiatan seminar guru BK 2019 yang diadakan Politeknik Caltex Riau (PCR), Rabu (30/1).

Psikolog yang sering disapa Bunda Romi itu menyebutkan, bahkan dalam penelitian di Universitas Indonesia mahasiswa yang mengalami drop out kebanyakan terjadi karena dari awal salah memilih jurusan. “Di sinilah peran penting guru BK memberikan bimbingan demi masa depan mereka. Ketika mereka tamat dari SMA atau SMK, banyak juga yang menganggur karena tidak tahu mau melakukan apa. Padahal jika guru BK bisa memberikan gambaran-gambaran tentang langkah apa yang bisa dilakukan sang siswa, dia tidak akan mengalami seperti apa yang saya sebutkan tadi,” ujarnya.

Direktur PCR Dr Dadang Syarif Sihabudin Sahid mengatakan, seminar mengambil tema Masa Depan Remaja untuk Generasi PASTI (professional, aplikatif, siap kerja, tepat waktu dan inovatif). PCR sudah melaksanakan seminar ini sejak 4-5 tahun lalu sebagai bentuk kepedulian PCR terhadap kelanjutan pendidikan siswa SLTA ke tingkat perguruan tinggi.  PCR bukan saja mengundang para guru BK yang ada di Riau, tetapi juga dari Sumatera Barat.

“Kami melihat peran guru BK sangat besar dalam siswa mengambil keputusan jurusan yang dituju. Siswa perlu diarahkan.  Sementara dalam pengamatan kami, para guru BK minim kegiatan yang bisa meng-upgrade kemampuandan pengetahuannya. Kami merasa perlu turut ambil bagian dalam permasalahan ini sehingga kami kembali melaksanakan kegiatan dengan pembicara kali ini ibu Rose Mini,” ujar Dadang.

Hal yang sama  disebutkan Ketua Yayasan Politeknik Chevron Riau Drs Azhar MM. Disebutkannya, dunia pendidikan perlu membekali mahasiswa dengan kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan prilaku. Perkembangan teknologi begitu cepat, tapi perkembangan kemajuan prilaku bisa saja mengalami kemunduran.

“Saya contohkan, teknologi komunikasi saat ini begitu pesat, sehingga suatu misal ketika ada yang meninggal begitu banyak yang mengucapkan  turut berduka cita di grup media social semacam  WhatsApp. Tetapi nilai silaturahminya berkurang karena sedikit yang datang hingga mengantarkannya ke pemakaman. Contoh lain kalau kita lihat jalanan di negara maju dan megara berkembang. Kalau di negara maju kepatuhan lalu-lintasnya sangat tinggi, tidak demikian di negara berkembang. Hal-hal seperti ini juga perlu ditanamkan para guru BK di sekolah agar para siswa setelah tamat dari SLTA  dibekali kemampuan prilakum” ujar Azhar.(hen)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook