KOTA (RIAUPOS.CO) - Puskesmas Simpang Tiga, mengalami krisis obat-obatan untuk anak-anak. Kondisi ini sudah terjadi sejak awal 2017. Namun kondisi makin parah sebelum Idul Fitri hingga sepanjang bulan ini. Bahkan obat yang sangat diperlukan untuk pasien anak-anak seperti parasetamol nihil sama sekali pada akhir Juli 2017 ini.
Dokter Spesialis Anak Puskesmas Simpang Tiga dr Abdul Mutholib Rambe SpA saat dikonfirmasi mengakui, sejak awal 2017 kondisi kekurangan obat-obatan untuk anak-anak sudah dirasakannya. Ia mengaku kesulitan untuk untuk memberikan obat-obatan. Terutama untuk mengatasi penyakit-penyakit yang emergency.
‘’Hari ini parasetamol anak sudah tidak ada lagi. Jangankan obat yang rutin yang diperlukan pasien anak seperti obat demam, obat emergency misalnya obat asma dan obat-obat untuk kejang juga tidak ada. Saya jadi sulit. Mau tak mau saya terpaksa saya resepkan dan mereka terpaksa beli di luar. Harusnya kan kalau mereka ke puskesmas mereka tak perlu bayar,’’ sebutnya, siang kemarin.
Dokter spesialis anak yang sudah ditugaskan di Puskesmas Simpang Tiga sejak 2012 lalu mengaku heran. Menurutnya puskesmas yang sudah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) tapi tidak bisa melakukan pengadaan obat sendiri. Dirinyapun bingung ingin mengadu kemana, karena ternyata Kepala Puskesmas tidak serta merta bisa melakukan pengadaan obat-obatan.