Fenomena Hujan Es Sabtu Sore di Pekanbaru, Ini Penjelasan BMKG

Pekanbaru | Sabtu, 25 Maret 2023 - 19:15 WIB

Fenomena Hujan Es Sabtu Sore di Pekanbaru, Ini Penjelasan BMKG
Salah satu butiran es yang berserak di halaman rumah warga saat terjadi fenomana hujan es di Kota Pekanbaru, Ahad (25/03/2023) sore (BAYU SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Kota Pekanbaru, Sabtu (25/3/2023) petang menyebabkan fenomena hujan es terjadi hampir di seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru. Ya, fenomena hujan es di akhir pekan ini, atau hari ketiga puasa ini sempat membuat heboh masyarakat Kota Bertuah.

Pantauan RiauPos.co, tampak sejumlah lokasi yang ditemukan hujan es seperti Jalan Tuanku Tambusai, Jalan HR Soebrantas dan juga Jalan Soekarno Hatta. Dimana hujan es mulai muncul sekitar pukul 17.00 wib. 


Salah seorang warga Ijal mengaku sangat terkejut dengan fenomena alam hujan es yang baru pertama kali terjadi selama ramadan 1444H ini.

Ia bahkan sempat mengumpulkan beberapa butiran es yang ditemukan dibadan jalan, namun es tersebut langsung mencair tak lama diambilnya.

"Sangat kaget dan terkejut dengan fenomena alam ini. Saya baru pertama kali menemukan hujan es seukuran kerikil ini didepan rumah saja di Jalan Tuanku Tambusai. Bahkan anak-anak tadi sempat ngumpulin tapi cepat sekali mencairnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh salah seorang warga Bayu yang sengaja mengambil momen langka tersebut melalui kamera telepon genggamnya.

Ia bahkan sempat berbagi foto es yang ditemukannya tersebut melalui media sosial dan aplikasi chat miliknya.

"Awak dapat motret tadi satu. Momen langka jadi harus diabadikan,"katanya.

Kemunculan fenomena hujan es yang terjadi di Kota Pekanbaru Riau, Sabtu (25/3/2023) ini, menurut Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) Pekanbaru melalui Prakirawan cuaca Yasir P menjelaskan, sebagai sesuatu yang biasa.

"Fenomena hujan es yang terjadi saat ini di Kota Pekanbaru, disebabkan oleh pemanasan yang cukup tinggi yang terjadi sejak pagi hingga siang dan sore hari. Hal inilah yang membuat proses pembentukan awan menjadi masif, dan ini biasanya terjadi pada masa-masa transisi. Ini hanya fenomena yang biasa terjadi biasanya angin puting beliung dan hujan es," terangnya kepada RiauPos.co.

Laporan: Prapti Dwi Lestari

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook