TINGGINYA HARGA TIKET PESAWAT

Penumpang Medan Pilih lewat Bandara SSK II

Pekanbaru | Jumat, 25 Januari 2019 - 09:55 WIB

Penumpang Medan Pilih lewat Bandara SSK II
internet

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Berpekan-pekan lamanya masyarakat masih disibukkan tingginya harga tiket pesawat. Suasana di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru terlihat sepi penumpang, Kamis (24/1). Justru, penerbangan menuju Jakarta mulai banyak digunakan masyarakat asal Medan.

Rika (26), salah seorang penumpang asal Medan mengungkapkan, tingginya harga tiket yang mencapai di atas Rp1 juta sangat mencekik baginya.  Pasalnya, harga tiket yang mahal tak dibarengi dengan pelayanan yang optimal dari pihak maskapai. Apalagi, saat terjadi penundaan penerbangan.

Baca Juga :Tak Dikasih Uang Jajan

“Harga tiket pesawat dari Medan mahal, bisa sampai Rp2 juta. Makanya saya memilih berangkat dari Medan kemarin naik bus hanya bayar Rp150 ribu menuju Pekanbaru, dan tiket pesawat di Pekanbaru saya dapat Rp1,3 juta tujuan Jakarta,” ujar Rika.

Dikatakan Rika, mahalnya harga tiket ini masih diperparah dengan dihapusnya sistem bagasi cuma-cuma. Sehingga dirinya terpaksa membayar bagasi Rp300 ribu untuk berat 10 kg.

Hal yang sama juga dirasakan Maria (52). Dia telah membeli tiket jauh-jauh hari seharga Rp800 ribu untuk berangkat ke Jakarta, terpaksa harus membeli tiket baru seharga Rp1 juta 150 ribu akibat ketinggalan pesawat. Belum lagi, dirinya juga dikenakan biaya bagasi sebesar Rp230 ribu karena membawa barang.

“Habis-habisan kalilah kami ini berangkat ke Jakarta. Biasanya kalau ketinggalan pesawat bisa beli dengan harga yang murah, sekarang harus bayar mahal. Belum lagi bagasi yang berbayar juga. Bagi maskapai mungkin harga segitu hanya uang kecil. Tapi bagi kami yang petani ini, itu uang yang banyak, dan belum tentu dapat dicari sebulan kerja,” kata Maria.

Maria juga berharap pemerintah secepatnya menstabilkan harga tiket yang kian mahal ini. Tentu saja harga bagasi yang menurutnya membebani penumpang.

Sementara itu Asita Riau telah mengadakan temu ramah bersama sejumlah general manager seluruh maskapai di Riau, Rabu (23/1) lalu. Juga dengan sejumlah pimpinan travel agen anggota Asita Riau. Mereka masih berupaya untuk mencari jalan keluar dari tingginya harga tiket dan juga biaya bagasi yang dirasa membebankan masyarakat.

“Pertemuan semalam (Rabu, red) kami membahas soal harga tiket naik, insentif yang dihapuskan, dan bagasi gratis yang sudah tidak diberlakukan lagi. Kami juga berharap dengan audiensi ini dapat mempengaruhi kebijakan yang sudah ada. Setidaknya kita harapkan dapat diusulkan langsung ke kebijakan pusat,” ujar Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah.

Dikatakan Dede, sejumlah travel agen yang belum lama ini melakukan pemberhentian penjualan tiket domestik selama tiga hari sudah mulai melakukan penjualan kembali, Rabu (23/1). Namun, peminat pembeli tiket domestik masih sangat sepi, karena harga tiket yang tak kunjung turun.

“Mereka sudah jualan lagi. Tapi, ya percuma jualan, kalau penumpang malah mencari alternatif lain. Karena harga tiket dan bagasi mahalnya minta ampun,” tegasnya.

Di sisi lain, mahalnya tiket pesawat tentu berkah bagi moda transportasi angkutan darat. Pasalnya penumpang mulai melirik kembali bus. Petugas tiket antarkota antarprovinsi (AKAP) bus Siliwangi Antar Nusa (SAN), Andi mengungkapkan dulu harga tiket pesawat tujuan Pulau Jawa seperti ke Jakarta maupun daerah lainnya hampir tidak jauh beda dengan harga tiket bus. Sehingga banyak penumpang yang beralih menggunakan pesawat.

“Kami sangat untung sekali dengan mahalnya harga tiket pesawat. Penumpang kami menjadi meningkat dari sebelumnya. Seharusnya tiket pesawat, itu harus lebih mahal dibanding dengan tiket bus. Kalau harga tiket  bus dan pesawat sama atau beda tipis, tentu lebih baik orang menggunakan pesawat,” ujarnya.(ayi/dof)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook