PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PT PP Tirta Riau mulai melakukan pelaksanaan pembangunan Sistem Pengadaan Air Minum (SPAM) lintas Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar di Jalan Kaharuddin Nasution, Kecamatan Bukit Raya. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penyempitan terhadap badan jalan protokol tersebut.
Pantauan Riau Pos, Rabu (23/11) di lokasi tampak sebagian badan jalan mulai dipasangi dinding pembatas antara lokasi pengerjaan proyek dan badan jalan yang aman di lintasi oleh masyarakat. Kegiatan ini juga membuat ruas jalan protokol tersebut kerap mengalami kepadatan lalu lintas hingga kemacetan pada jam-jam sibuk.
Tampak sejumlah pekerja juga membantu mengatur arus lalu lintas sehingga lancar dan dapat dilewati oleh pengendara serta masyarakat.
Manajer PT PP Tirta Riau Bakti Jaya Panjaitan membenarkan adanya pembangunan proyek SPAM di Jalan Kaharuddin Nasution, tepatnya di depan SMK Pertanian Riau.
Menurutnya, saat ini tim di lapangan tengah melakukan pemasangan tiga pipa air bersih sekaligus di dalam satu lubang galian sehingga agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat dan pengendara yang melintas pihaknya memasang pembatas di sebagian badan jalan. "Pagar yang kami buat ini untuk membantu masyarakat agar tidak terlalu dekat dengan lokasi pengerjaan penanaman pipa," ucapnya.
Lanjut Jay, dalam proses penggalian open cut Jalan Kaharuddin Nasution sepanjang kurang lebih 1.500 meter tersebut akan memakan
oleh pegawai berseragam putih hitam.
Lalu, THL di bagian informasi menemui Riau Pos dan mengatakan bahwa di ruangan humas RSD Madani kosong, tidak ada pejabat terkait. "Tidak ada pejabat di bagian humas. Kabag-kabagnya juga tak ada. Direktur RSD Madani juga tidak ada di ruang kerjanya," jelasnya.
Riau Pos lalu meminta salah satu nomor pejabat rumah sakit, namun para karyawan tidak ada yang berani memberikannya. "Kami tidak bisa memberikan nomor kontaknya. Kami dilarang menyampaikan informasi apapun keluar," kata THL lainnya di meja informasi itu.
Seorang petugas satpam RSD Madani, Tria R yang ditemui Riau Pos di luar pintu masuk utama rumah sakit mengaku tidak mengetahui apapun. "Saya tak tahu Pak Direktur dan Kabagnya sore ini masuk kerja di rumah sakit lagi atau tidak. Saya tidak tahu ke mana mereka keluarnya," ungkap Tria.
Sementara itu, Direktur RSD Madani Kota Pekanbaru dr Naldo tidak merespon saat dikonfirmasi terkait pemotongan gaji ratusan THL di RSD Madani melalui sambungan telepon dan pesan WA sampai pukul 16.30 WIB.
Terpisah, Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun mengatakan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tidak ada keinginan memotong honor pegawai THL RSD Madani.
"Tadi malam saya dapat berita dan saya kros cek ke BPKAD, ada gak dipotong? Ternyata tidak dipotong tetapi laporan dari BPKAD ternyata penganggaran uang itu kurang untuk honor (THL, red). Untuk itu saya minta kepada direktur rumah sakit agar disampaikan yang sebenarnya kalau uang ini kurang harusnya dibayarkan yang sesuai. Nanti cabo ditambahkan di tahun depan," kata Pj Wako, kemarin.
Lanjutnya, artinya ini kesalahan dari penganggaran dari RSD Madani itu sendiri. "Kita selama ini malah mengembalikan tukin (tunjangan kinerja, red), honor RT/RW, masak kita potong, kan gak masuk akal. Tapi jangan digiring-giring lah.
Nanti saya minta khusus rumah sakit sesuaikan gaji ini kurangnya dibayarkan tahun depan. Karena memang penganggarannya kurang di APBD," katanya.
Untuk itu dirinya juga telah meminta Sekko untuk menelusurinya di mana terjadi miss nya ini. "Intinya jangan pernah ada bahasa kalau pemerintah kota memotong, kami disini tidak pernah memotong," tegasnya.(ilo)