Tekan Kerugian, Pengusaha Tahu Batasi Produksi

Pekanbaru | Kamis, 24 Februari 2022 - 08:48 WIB

Tekan Kerugian, Pengusaha Tahu Batasi Produksi
Pekerja memindahkan tahu yang telah digoreng di pabrik pembuatan tahu yang berada di Jalan Payung Sekaki, Kecamatan Payung Sekaki, Rabu (23/2/2022). Harga tahu goreng mengalami kenaikan karena adanya kenaikan harga bahan pokok pembuatan tahu yaitu kedelai. (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - UNTUK menekan kerugian akibat kenaikan harga kacang kedelai impor yang dijual seharga Rp12.000 per kilogram, pengusaha tahu di Kota Pekanbaru mulai mengurangi jumlah produksi. Tak hanya itu, pengusaha juga memperkecil ukuran tahu.

Seperti yang dilakukan pabrik tahu di Jalan Payung Sekaki, Kecamatan Payung Sekaki. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian yang terjadi akibat kenaikan harga kedelai impor sejak beberapa bulan terakhir.


Salah seorang pengusaha tahu Sutini mengaku, sudah beberapa pekan terakhir ini dirinya sengaja menurunkan jumlah produksi tahu basah dan tahu goreng untuk dipasarkan di sejumlah pasar tradisional dan toko di Pekanbaru.

Ia juga mengaku sudah menaikkan harga jual tahu yang sudah diolah atau digoreng. ’’Kami beli kedelai itu satu karung seharga Rp570 ribu dengan berat 50 kilogram. Jadi sekarang jumlah produksi tahu saya kurangi biar tidak terlalu rugi,"katanya, Rabu (23/2).

Lanjut Sutini, saat ini harga jual tahu ke pedagang di pasar tradisional dibanderol berkisar Rp65.000 per satu kaleng dengan jumlah isian 120 hingga 130 potong tahu basah.

Sedangkan untuk tahu goreng, dirinya menjual seharga Rp700 untuk ukuran tahu goreng besar dan Rp500 per potong untuk ukuran tahu goreng kecil.

"Naik semuanya harga barang produksi, jadi mau bagaimana lagi? Kalau tidak diikuti, kami yang kewalahan, sedangkan pemerintah belum bisa berbuat banyak," kata dia.

Sementara itu salah seorang pedagang tahu Ardi mengaku tak hanya ukuran saja yang dikurangi tetapi harga jual kepada konsumen juga kini mulai di naikan oleh para pedagang di pasar tradisional di Pekanbaru.

Hal ini membuat sebagian konsumen yang merupakan pedagang gorengan mengeluh karena ukuran dan harga jual yang tinggi. "Karena harga kedelai itu tidak kunjung turun jadi ukuran dikurangi sama pengrajin tahu. Lah kita yang jual kepada masyarakat mau tidak mau ya ikuti aturan mainnya. Kalau tidak kami bisa gulung tikar disaat situasi seperti sekarang ini, "tuturnya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook