FLARE DINYALAKAN, KURSI DILEMPAR DAN DIBAKAR

Suporter Rusuh, PSPS Makin Terpuruk

Pekanbaru | Jumat, 23 September 2022 - 09:22 WIB

Suporter Rusuh, PSPS Makin Terpuruk
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan api yang dinyalakan suporter saat laga PSPS menghadapi PSMS di Stadion Utama Riau, Kamis (22/9/2022). Suporter menyalakan flare, merusak dan membakar kursi stadion (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

Pekanbaru (RIAUPOS.CO)-Ibarat kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Inilah yang dialami PSPS ketika menjamu PSMS Medan dalam laga keempat Grup A Liga 3 di Stadion Utama Riau, Kamis (22/9). PSPS dikalahkan PSMS dengan skor 3-4. Hasil ini membuat PSPS semakin terpuruk di dasar klasemen. Selain itu, PSPS juga terancam sanksi denda dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI karena suporter rusuh di tengah laga kemarin.

Ya, suporter PSPS menyalakan flare ketika PSPS tertinggal 1-4 di menit ke-51, tepatnya usai Ahmad Ihwan menjebol gawang Ismail Hanafi. Tak hanya satu flare, tapi lebih. Bukan itu saja, mereka juga merusak kursi, melempar kursi ke lapangan, bahkan membakar kursi dan kertas.


Panitia terpaksa menurunkan mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Akibat kerusuhan ini, laga sempat dihentikan wasit yang memimpin pertandingan selama 19 menit. Laga baru bisa dilanjutkan setelah pihak keamanan meredakan amarah suporter dan api dipadamkan.

Akibat ulah suporter ini, PSPS pun terancam sanksi dengan denda puluhan, bahkan ratusan juta rupiah oleh Komdis PSSI. "Pasti kena denda karena suporter menyalakan flare. Makanya, wasit menghentikan laga. Apalagi laga tadi (kemarin, red) live di televisi,"ujar Wakil Sekretaris Asprov PSSI Riau Agus Prima Asta yang menyaksikan laga di Stadion Utama Riau, Kamis (22/9).

Pria yang juga aktif sebagai asisten wasit di Liga 1 ini mengatakan, sanksi denda tersebut bisa di atas Rp25 juta. Jika berkaca dari beberapa tim Liga 1 yang kena sanksi Komdis PSSI akibat ulah suporter menyalakan flare musim ini, tercatat menyalakan satu flare dalam satu laga dikenakan denda Rp50 juta. Ini dialami Persija Jakarta.

Bahkan, denda lebih besar diberikan kepada Persib Bandung yakni Rp200 juta akibat ulah suporternya yang menyalakan banyak flare saat Persib dikalahkan Madura United. "Semua akan diputuskan dalam sidang oleh Komdis PSSI nantinya,"ujar Agus Prima kepada Riau Pos.

Dalam laga kemarin, suporter PSPS memang menyampaikan kekecewaan terhadap prestasi PSPS yang terpuruk di musim ini. Bahkan, di pagar pembatas penonton dalam stadion, spanduk bertuliskan sindiran dibentangkan seperti "Poin 3 atau  Liga 3". Ada juga spanduk bertuliskan "Evaluasi atau Degradasi".

Sebenarnya di laga kemarin, PSPS sempat membuat Stadion Utama Riau bergemuruh dan membuat suporter bergembira. Pasalnya, ketika laga berjalan 20 menit, PSPS berhasil unggul lewat tendangan keras Rio Hardiawan.

Namun, tidak berselang lama, tepatnya pada menit ke-28 tim tamu PSMS bisa menyamakan kedudukan 1-1 berkat sundulan Ahmad Ihwan yang memaksimalkan umpan free kick Ahmad Bustomi. PSPS justru berbalik tertinggal 1-2 di menit ke-35, setelah Ahmad Ihwan kembali mencetak gol memanfaatkan bola rebound.

PSPS makin tertinggal di akhir babak pertama, setelah Fardan Harahap melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti yang gagal di antisipasi penjaga gawang PSPS Ismail Hanafi. Skor 1-3 ini bertahan hingga jeda.

Di babak kedua, pelatih PSPS M Yusuf Prasetyo melakukan perubahan strategi dan memasukkan beberapa pemain pengganti. Namun, alih-alih bisa memperkecil ketinggalan, Afiful Huda dkk justru makin tertinggal. Pada menit ke-51, Ahmad Ihwan yang merupakan mantan striker PSPS kembali sukses mencatatkan namanya di papan skor, membawa PSMS unggul 4-1.

PSPS baru bisa mengejar ketinggalan usai suporter membuat rusuh dan laga dihentikan sementara. Pada menit ke-72, PSPS Riau memperkecil ketinggalan menjadi 2-4 lewat sepakan Engelberd Sani. Bola sepakannya dari ujung kotak penalti menembus pojok kanan bawah gawang PSMS yang dikawal Adixi.

Gol ini membangkitkan semangat Ari Hermawan dkk untuk kembali mencetak gol. Usaha yang dilakukan baru membuahkan hasil di menit ke-90 melalui eksekusi penalti Alif Jaelani. Usai gol ini, wasit pun meniupkan peluit panjang tanda pertandingan telah berakhir. PSPS Riau pun kalah 3-4.

Dengan hasil ini maka PSPS tak beranjak di dasar klasemen atau posisi 9 dengan nilai 1. PSPS yang sudah memainkan empat laga, baru meraih satu poin saat menahan imbang Semen Padang 1-1 di laga pembuka, 29 Agustus lalu. Sisanya, PSPS dikalahkan Perserang dengan skor 0-1 dan PSDS dengan skor 1-2.

"Secara hasil kami sudah jelas kalah. Yang paling mengecewakan adalah dua gol set piece mereka. Itu betul-betul membuat lemah para pemain kita. Kami sebelumnya sudah mengantisipasi ancaman-ancaman yang akan dilakukan PSMS Medan seperti eksekusi bola mati," ujar Pelatih Kepala PSPS Riau M Yusuf Prasetyo usai laga.

Yusuf mengungkapkan, pada babak kedua dirinya sudah menginstruksikan para pemain untuk lebih baik. "Tapi gol keempat PSMS dengan mudahnya tercipta melalui serangan balik itu yang betul-betul membuat penampilan kami jauh sekali. Tapi setelah rusuh mereka bisa bangkit. Tapi hasilnya kurang memuaskan. Kita apresiasi kerja keras para pemain,"katanya.

Sedangkan pemain PSPS yang mencetak satu gol di laga ini, Alif Jailani mengungkapkan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Riau atas hasil ini. “Kami berjanji untuk pertandingan selanjutnya akan memberikan yang terbaik buat masyarakat Riau," ujar Alif Jailani.

Sementara itu, Pelatih PSMS Medan I Putu Gede mengucapkan rasa syukur telah bisa memenangkan pertandingan ini. "Memang ada momen rusuh hingga membuat mood  pemain kami. Tentunya ini akan menjadi pengalaman situasi kami ke depannya dan bisa mengambil pelajaran. Secara keseluruhan, antusias, motivasi terus penampilan para pemain sangat luar biasa. Saya mengapresiasi para pemain," ujar I Putu Gede.(das/dof)


 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook