Departemen Obgin dan RS Unri Gelar Pemeriksaan Skrining Anemia di Puskesmas Minas

Pekanbaru | Rabu, 23 Agustus 2023 - 10:59 WIB

Departemen Obgin dan RS Unri Gelar Pemeriksaan Skrining Anemia di Puskesmas Minas
Para tenaga kesehatan dan akademisi Fakultas Kedokteran Unri dan staf oengajar SMG Obstetri dan Ginekologi FK Unri-RSUD Arifin Achmad foto bersama saat melakukan pemeriksaan skrining anemia di Puskesmas Minas, Selasa (15/8/2023). (FAKULTAS KEDOKTERAN UNRI UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unri dan RS Unri menggelar pemeriksaan skrining anemia dan status gizi serta pemeriksaan USG gratis di Puskesmas Minas, Selasa (15/8).

Kegiatan ini digelar dalam rangka deteksi kehamilan dengan risiko stunting dengan pendekatan pemeriksaan kadar Hb dan lingkar lengan atas (LILA) pada semua ibu hamil di wIlayah kerja Puskesmas Minas.


Kegiatan ini dihadiri tenaga kesehatan dan para akademisi dari Fakultas Kedokteran Unri Riau, dan staf pengajar di SMF Obstetri dan Ginekologi FK Unri-RSUD Arifin Achmad yakni  dr Muhammad Yusuf  SpOG Subsp FER DMAS MKes, dr Noviardi SpOG (K), dr Sri Wahyu Maryuni SpOG (K), dr Febriani SpOG (K) dan dr Jojor Sihotang SpOG, MKed.Klin serta Kepala Puskesmas dr Hj Hidayati Jasri.

Menurut dr Noviardi SpOG (K), acara ini merupakan salah satu bentuk usaha yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kehamilan yang berisiko terjadinya stunting dengan pemeriksaan kadar hb ibu hamil. Di mana bila didapatkan angka kurang dari 11 g/dl merupakan kondisi anemia pada kehamilan dan status gizi yang diukur dari parameter LILA yaitu bila didapatkan LILA kurang dari 23,5 cm mencerminkan status gizi yang kurang pada ibu hamil selama sebelum kehamilan sampai masa kehamilan.

Apalagi, stunting juga disebut kerdil atau pendek suatu kondisi dimana kegagalan untuk tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Hal yang menjadi perhatian besar Indonesia termasuk dalam negara dengan kesenjangan terbesar pada global nutrisi report 2020.

Data dari Survei Status Gizi Bayi Indonesia (SSGBI) 2019 telah mengungkapkan angka yang memprihatinkan, dengan prevalensi stunting mencapai 27,67 persen. Kabupaten Siak, salah satu wilayah yang tidak luput dari permasalahan ini, mengalami peningkatan angka stunting sebesar 3 persen dalam dua tahun terakhir, yaitu dari 19 persen pada 2021 menjadi 22 persen pada 2022.

Dengan tujuan untuk mencegah peningkatan angka stunting ini, pengabdian ini bertujuan untuk memberikan skrining anemia dan status gizi kepada ibu hamil. Langkah ini diambil karena stunting pada anak seringkali bermula dari kondisi gizi buruk pada ibu hamil.

“Pemeriksaan ultrasonografi juga dilakukan dalam upaya deteksi kemungkinan adanya potensi kearah stunting pada 1.000 HPK pada pengabdian ini ” ujarnya

Kepala Puskemas dr Hj Hidayati mengatakan, kegiatan ini diikuti 50 orang serta seluruh tim petugas pelayanan.

Sebenarnya angka stunting di wIlayah kerja mereka sudah mencapai hampir 1 persen. Artinya,  dengan program yang sudah berjalan dapat menurunkan angka stunting sesuai dengan harapan Presiden RI Joko Widodo pada 2024 diharapkan berada di bawah 14  persen.(ayi/c)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook