Adopsi Kesuksesan Kawasan Industri Halal Sidoarjo

Pekanbaru | Jumat, 21 Oktober 2022 - 10:09 WIB

Adopsi Kesuksesan Kawasan Industri Halal Sidoarjo
Drs H Syam­suar (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Guber­nur Riau (Gubri) Drs H Syam­suar melihat langsung kawasan industri halal di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (19/10). Kawasan industri halal seluas 148 hektare dari total lahan seluas 410 hektare itu adalah yang pertama di Indonesia.

Kawasan industri halal yang dikembangkan PT Makmur Berkah Amanda (MBA) Tbk yang juga populer dengan sebutan Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS) itu, Gubri dan rombongan disambut langsung Dirut PT MBA, Adi S Tedja Surya dan Komut PT MBA, Johan serta jajaran direksi.


Tidak saja melihat produk-produk berstandar ekspor dari sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang sudah mendapat akses ke dalam kawasan industri halal, gubri juga diceritakan bagaimana caranya agar UMKM bisa dibina dan dikembangkan, sehingga menghasilkan produk bertaraf internasional.

"Kawasan industri halal seperti ini, yang bisa memberikan kesempatan berkembang kepada pelaku UMKM, Insya Allah juga bisa kita buat di Riau," ucap gubri.

Konsep HIPS yang dikembangkan PT MBA ini, menurut gubri layak dicontoh. Para pelaku UMKM tidak saja diberikan akses masuk dalam kawasan industri halal, tapi produk yang dihasilkan juga disiapkan sedemikian rupa, mulai dari packaging-nya sampai sertifikat halalnya.

Dengan begitu, produk yang dihasilkan, seperti tepung tapioka, kerupuk dan lain-lain mendapat sambutan dunia internasional.

Bahkan produk UMKM dari HIPS ini telah pula menembus pasar global, mulai dari Asia hingga Eropa.  "Saya yakin kita di Riau juga bisa membangun kawasan industri halal seperti di Sidoarjo ini, karena di Riau juga tersedia bahan baku untuk itu. Seperti madu lebah, pinang, kelapa, sagu, sarang walet dan lainnya. Banyak sekali," ucap gubri.

Dikatakan gubri, HIPS juga mendapat support dari banyak pihak, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bank Indonesia (BI) dan lainnya. Bahkan di HIPS, MUI mewakafkan tempat untuk laboratorium halal serta sertifikasi halal. 

Sementara BI membantu berbagai peralatan untuk meningkatkan kualitas produk UMKM, seperti alat untuk packaging yang harga satuannya mencapai miliaran rupiah.

Itu sebabnya, Gubri Syamsuar ingin setelah kunjungan ini ada langkah kongkret yang bisa diambil Pemprov Riau.

"Misalnya, segera menyiapkan lahan untuk kawasan industri halal, yang sebaiknya masih dalam kawasan Pekanbaru, seperti di daerah Tenayan," sebutnya.

Kata gubri, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru pernah menyiapkan lahan seluas lebih-kurang 50 hektare yang bisa dijadikan kawasan industri halal.

"Kenapa sebaiknya di Pekanbaru, karena aksesibiltasnya ada, selain infrastruktur yang sudah memadai, seperti ketersediaan listrik, air dan lainnya," sebut gubri.

Gubri juga menyebut perlunya pendataan pelaku UMKM, yang bisa digandeng. Terutama yang sudah mempunyai produk ekspor.

"Di HIPS ini sudah ada lebih-kurang 39 pelaku UMKM yang jadi mitra. Di Riau kita juga optimis akan banyak pelaku-pelaku UMKM yang bisa kita gandeng," sebut gubri lagi.

Karena itu juga, gubri menyatakan, pihaknya selaku pemerintah mestilah memikirkan kira-kira insentif apa yang bisa diberikan agar kawasan industri halal seperti di Sidoarjo ini bisa juga berdiri di Riau.

"Nanti kita juga minta kepada Pemko atau Pemkab, agar sama-sama kita membantu. Jangan apa-apa sudah minta pajak yang berlebihan. Mari kita bantu dulu, kita kembangkan dulu sesuai aturan," harap gubri.(sol)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook