"Apakah begini posisi tangan saya saat berdiri salat, ustaz? Atau begini?"
---------------------------------------------------------------------------------
(RIAUPOS.CO) - KARMAINI tak bisa melihat. Ia tunanetra. Tapi, semangatnya untuk menuntut ilmu agama Islam dan beribadah tak kalah dengan mereka yang diberi nikmat melihat.
Riau Pos menjumpai warga Jalan Delima, Kecamatan Tampan itu dalam kegiatan pesantren kilat di Masjid Al Ittihad, Rumbai, Ahad (20/5).
Jarak yang jauh, Tampan-Rumbai tak menjadi penghalang. Bersama tiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah, Karmaini mengaku menggunakan untuk sampai ke lokasi pesantren kilat.
“Alhamdulillah, ini juga menambah ilmu. Jadi, walaupun jaraknya jauh tidak masalah. Ini momen berharga buat kami, jarang ada yang seperti ini bisa memfasilitasi kami,” ujar Karmaini atau akrab disapa Kar di antara teman-temannya.
Karmaini tak sendirian. Ada sekitar 38 peserta yang mengikuti pesantren kilat pada 19-20 Mei 2018. Jika Kar memilih taksi daring, rekan-rekannya ada yang memilih jasa transportasi lain. Seperti ojek daring atau oplet.
Dan beberapa menit sebelum acara dimulai kemarin, beberapa peserta terlihat turun dari sebuah oplet yang memang khusus menjemput peserta dari rumah ke rumah. Saat turun dari kendaraan tersebut, panitia langsung menyambut dan menuntun peserta menaiki tangga dan masuk ke dalam masjid.
Ada juga di antara peserta yang membawa anak-anak mereka. Terlihat ada yang membawa bayi yang tengah tertidur pulas di sisi sang ibu yang fokus mendengar ceramah ustaz.
“Ini anak ketiga saya. Masih usia lima bulan. Kasihan kalau ditinggal di rumah. Jadi saya bawa. Abangnya juga ikut, biar bisa gendong adiknya juga,” ujar peserta lainnya Ita, yang juga tinggal di Jalan Delima, Panam.