PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul Majdi mengajak masyarakat Riau meneladani pemimpin terdahulu. Yakni Sultan Syarif Kasim (SSK) II karena berani berkorban menyerahkan kekuasaan dan kekayaannya untuk kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini disampaikan dalam Safari Dakwah Riau dengan tema “Ulama dalam Pandangan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah” di Masjid Raya An-Nur Pekanbaru, Rabu (20/3).
“Bahwa Islam tidak bisa berjalan dengan baik, syiar tidak dapat ditunaikan kalau tidak ada wadah, yaitu NKRI,” ujar TGB.
TGB mendengar kebaikan pemimpin terdahulu Tanah Melayu langsung dari Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar. Tidak tanggung-tanggung SSK berinfak untuk Indonesia sebanyak 13 juta golden atau setara dua triliun.
“Pemimpin di Riau ini menunjukkan bagaimana ia rela menyerahkan dan mengakui kedaulatan NKRI sebagai bentuk ibadah,” jelasnya.
Selain itu, TGB mengajak masyarakat untuk bersyukur dengan menjaga wadah dalam hal ini NKRI. Apabila tidak ditampung dengan kuat maka akan tumpah ke mana-mana. Menurut TGB, apabila wadah tidak dijaga dengan baik akan memicu kehancuran, seperti negara-negara Timur Tengah yang tercerai berai sesama umat Islam.
“Seperti Suriah dan Irak, begitu wadahnya rusak, maka bangsanya hancur,” imbuhnya.
Jutaan umat Muslim mengungsi ke negara Eropa dengan pemerintahan nonmuslim. Hal itu terpaksa dilakukan karena wadahnya hancur. “Ini sebagai pengajaran bagi umat Islam untuk memelihara isi dan wadah yang baik,” tambahnya.
Menurut TGB, menjaga Indonesia sama dengan menjaga Islam. Dengan begitu, ia mengajak masyarakat yang merupakan keturunan ulama dan pahlawan untuk tidak henti-hentinya menjaga Provinsi Riau ini. “Marilah sebaik-baik penerus, sebaik-baik pendahulu mengokohkan Riau yang kita cintai ini,” tambahnya.
Selain itu, TGB yang menjabat sebagai Gubernur NTB dua periode itu mengingatkan masyarakat setiap perbedaan tidak saling mengumpat, memojokkan satu sama lain. Tunjukkan bahwa Islam di Riau kokoh dan bisa diteladani guna menghadirkan akhlak yang islami.
“Perhatikan cara salat antarulama berbeda, tetapi tidak pernah terdengar Imam Maliki mengumpat Imam Syafi’i. Lihat perbedaan sebagai rahmat dari Allah SWT,” terangnya.
Safari dakwah yang berlangsung usai Salat Magrib itu dihadiri ratusan warga Pekanbaru. Barisan untuk laki-laki maupun wanita diletakkan secara terpisah. Sebelumnya, TGB sendiri telah melakukan safari dakwah di UIN Suska Riau sekitar pukul 09.30 WIB dengan tema “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Perspektif Tafsir Alquran” di masjid Al Jamiah.(*1)