PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Asap tebal membubung tinggi di Jalan Pemuda Ujung, Air Hitam, Payung Sekaki, Pekanbaru. Pemicunya adalah kebakaran pabrik ban bekas PT Jaya Sanjaya pada Selasa 18/8) pukul 09.00 WIB. Warga setempat, Hendra mengungkapkan, kemarin merupakan hari pertama pabrik itu beroperasi kembali setelah tutup akibat pandemi Covid-19. "Sudah satu bulan tak beroperasi karena pandemi corona," ujar Hendra saat ditemui Riau Pos di lokasi kejadian, Selasa (18/8).
Kepala Damkar Kota Pekanbaru Burhan Gurning di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya mengerahkan 11 unit mobil pemadam kebakaran (MPA). "Anggota sudah berusaha untuk memadamkan dan mengunci sumber minyak dari tungku," sebutnya.
Api baru padam dalam waktu delapan jam sejak tim pemadam kebakaran mulai memadamkan api. "Sekitar pukul 18.00 WIB selesai dari pemadaman mulai pukul 10.00 WIB," terangnya.
Ia pun menegaskan, sumber api berasal dari tungku reaktor. "Jadi tutup dari tungku itu lepas. Mungkin karena terlalu panas. Beruntung tim dapat menutup saluran kran minyak tungku tersebut," jelasnya.
Meski telah padam, Gurning menyampaikan dari 11 MPA yang berada di lokasi, masih ada tiga yang beroperasi. Pihaknya bahkan membawa alat berat untuk membalikkan ban. "Tiga mobil itu melakukan pendinginan. Diperkirakan paling lama 12 jam api mati total. Harus dibalikkan (ban) itu supaya api cepat padam. Ban kan bahanya karet jadi apinya dari bawah," sebutnya.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya diwakili Wakapolres AKBP Yusuf Rahmanto menjelaskan, api berasal tungku reaktor. “Ada empat tungku dan salah satunya mengeluarkan ledakan sehingga mengakibatkan kebakaran,” jelasnya, didampingi Kasatreskrim Kompol Awalludin Syam dan Kapolsek Payung Sekaki AKP Akhmad Rivandy.
Ada pun tungku reaktor itu berada di luar gedung. Tepatnya di belakang pabrik ban bekas. Di sana masih terdapat beberapa ban yang tersisa dan berbagai ban bekas dengan banyak tipe berjejer rapi. Hembusan angin yang kencang pun menyulitkan petugas memadamkan api. Selain itu ribuan bas bekas untuk pengolahan yang berada di belakang pabrik membuat api semakin membara dan sulit dijinakkan.
Dilanjutkannya, untuk kerugian belum dapat ditaksir. Sementara, untuk korban jiwa nihil. Disinggung apakah pemilik akan diperiksa? Yusuf mengiyakannya. "Tentunya pemilik akan diproses untuk dimintai keterangan," ungkapnya.
Sementara itu, warga sekitar banyak yang melihat dari radius kurang lebih 100 meter. Bahkan, asap tebal itu dapat dilihat dari kejauhan. Salah seorang warga sekitar lokasi, Yohanes mengatakan, kepulan asap terlihat sejak pukul 08.30WIB. "Sempat terjadi ledakan dua kali seperti dari ledakan kompor gas. Itu pabrik pengolahan ban. Katanya ban itu diambil minyaknya," ujarnya.(sof)