PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru saat ini telah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Dinas Pendidikan sedang mempertimbangkan rencana penggunaan aplikasi PeduliLindungi di sekolah.
Disampaikan Sekretaris Disdik Pekanbaru Muzailis, akhir pekan lalu, pihaknya masih mempertimbangkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi bagi para murid di sekolah. Pasalnya pelajar dilarang membawa gadget.
"Kalau untuk sekolah tingkat dasar sepertinya belum, apalagi arahan terkait penerapan tersebut belum ada," kata dia.
Menurutnya, dinas masih menanti arahan dari pemerintah terkait penerapan aplikasi PeduliLindungi di sekolah. Ia menilai, aplikasi tersebut mungkin saja bisa diterapkan bagi siswa di tingkat sekolah menengah atas (SMA).
Dirinya menilai, penerapan aplikasi tersebut di SD atau SMP tentu bakal sulit. Selain kesulitan menggunakan aplikasi, apalagi anak-anak dilarang membawa gawai ke sekolah. "Kami dari dinas pendidikan masih mempertimbangkan hal itu. Nanti kami lihat regulasinya seperti apa," terangnya.
Pihaknya mengaku siap bila nantinya sudah ada regulasi penerapan aplikasi PeduliLindungi di sekolah. Ia menyebut, dinas masih mempertimbangkan banyak hal sebelum penerapan aplikasi tersebut di lingkungan sekolah.
"Jadi kita masih mempertimbangkan, karena terkait dengan penggunaan gadget bagi anak-anak," ulasnya.
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi guna mengetahui dan pelacakan digital guna menekan penyebaran Covid-19. Selain penggunaan aplikasi ini, pemerintah kota juga telah melakukan suntik vaksin bagi para siswa dalam menghindari penularan kasus di lingkungan sekolah.
Sementara itu, jumlah murid SMP yang sudah mendapat suntikan vaksin mencapai 37.000 orang lebih. Total murid SMP yang harus mendapat suntikan vaksin sebanyak 45.000 orang.
Sedangkan murid SD di Kota Pekanbaru yang sudah mendapat suntik vaksin 15.975 orang. Total murid SD yang harus mendapat suntikan vaksin sebanyak 103.017 orang. (yls)
Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru