PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar kembali mengeluarkan surat edaran (SE) tentang layanan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka pencegahan penularan penyebaran viruscorona di Riau. Salah satu poin pada SE tersebut yakni pelaksanaan pembelajaran daring yang sebelumnya berakhir pada 15 April. Dengan diperpanjangnya sistem pembelajaran daring tersebut, maka secara otomatis masa libur sekolah juga diperpanjang hingga 30 April.
“Proses belajar di rumah dilaksanakan dengan ketentuan, dapat menggunakan aplikasi simpintar, ruang guru, wekkindo atau aplikasi lainnya yang mendukung proses pelaksanaan pembelajaran,” jelas Gubri.
Dalam SE tersebut, Gubri juga meminta kepala sekolah dan tenaga pendidik untuk mengatur perencanaan materi atau tugas untuk peserta didik setiap mata pelajarannya.
“Kami harap agar SE tersebut untuk dapat dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya,” ujarnya.
PCR Terkendala Kualitas Produk
Sementara itu alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk meneliti sampel swab pasien suspect corona di Riau seharusnya sudah datang pada Rabu (15/4), namun harus tertunda. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menyebut alat itu masih dilakukan quality control atau pengecekan kualitas produk di Jakarta.
Dikatakan Mimi, dari informasi yang didapatkan, alat PCR tersebut paling lambat sudah sampai ke Pekanbaru pada Senin (20/4) depan. Namun jika proses pengecekan tersebut sudah selesai sebelum hari itu, maka akan langsung dikirim ke Riau.
“Paling lambat datangnya hari Senin. Kalau bisa sebelum hari Senin sudah datang alatnya sehingga bisa langsung digunakan,” ujar Mimi.
Dengan adanya alat PCR tersebut, ungkap Mimi, pihaknya bisa langsung melakukan swab kepada pasien suspect di Riau. Jika pasien suspect tersebut ternyata negatif bisa langsung dipulangkan. Tenaga medis pun bisa lebih fokus menangani pasien positif corona.
“Selain bisa fokus menangani pasien positif, tenaga medis juga bisa menghemat APD (alat pelindung diri, red), jika ternyata pasien suspect tersebut negatif,” ujarnya.
Sedangkan untuk alat PCR milik Dinas Peternakan Riau, saat ini sudah berada di laboratorium RSUD Arifin Achmad. Namun lagi-lagi masih diperlukan sinkronisasi antarperalatan agar hasilnya lebih akurat.
“Sudah diuji coba, tapi hasilnya masih belum memutuskan. Harus ada sinkronisasi antarperalatan,” jelasnya.
Sementara itu untuk update orang dalam pemantauan (ODP) di Riau hingga saat ini berjumlah 34.225. Dari jumlah itu, yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 23.114 sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 11.111.
“Sementara itu, untuk PDP total berjumlah 272 orang. Yang sudah dinyatakan sehat 113 orang, masih dirawat 139 orang dan yang meninggal 20 orang. Sementara pasien positif total 20 orang, dus sembuh dan dua orang meninggal,” jelasnya.(sol)