Revitalisasi SMPN 7 Pekanbaru Perlu Rp5 Miliar

Pekanbaru | Jumat, 15 Mei 2020 - 08:49 WIB

Revitalisasi SMPN 7 Pekanbaru Perlu Rp5 Miliar
Meja dan bangku dalam ruangan kelas di SMPN 7 pekanbaru hangus terbakar, Rabu (13/5/2020). Kebakaran terjadi pada Selasa (12/5/2020) malam.(MHD AKHWAN/RIAUPOS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 terbakar, Selasa (12/5) malam. Perlu anggaran setidaknya sekitar Rp5 miliar untuk revitalisasi bangunan sekolah yang sudah ada sejak tahun 1977 tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Abdul Jamal, Kamis (14/5) mengatakan, saat ini yang bisa dilakukan hanya pembersihan lokasi kebakaran.


"Jangka pendek, kami akan bersihkan itu. Jika diizinkan polisi nanti, kami akan coba membersihkan lahan. Yang terbakar akan kami revitalisasi," jelasnya.

Dia melanjutkan, sudah menyampaikan kepada wali kota terkait kebakaran itu. Menurutnya, wali kota meminta, ke depan bangunan di SMPN 7 Pekanbaru dibuat dua lantai.

"Pak Wali tadi minta, nanti kami coba bangun lantai dua. Kiri dan kanan, di tengah kita beri tempat untuk lapangan," paparnya.

Pada bangunan dua lantai itu bisa dibangun 20 ruangan. Rencananya, bangunan dua lantai itu akan dibangun di sisi kiri dan kanan sekolah.

"Nanti bisa 20 ruangan untuk lantai dua. Karena akan kita bangun di sayap kiri dan kanan. Jadi nanti sekolah itu sudah gambar dalam bentuk U," imbuhnya.

Lanjutnya, untuk pembangunannya Disdik akan mendata dan mengajukan proposal ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian PUPR.

"Di Pusat ada dua sumber yang kita kejar. Pertama di Kemendikbud, dan kedua di dana bencana di Kementrian PUPR," paparnya.

Selain di kementerian, proposal juga akan diajukan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Yang jelas, kata dia, Disdik butuh anggaran sekitar Rp5 miliar untuk revitalisasi bangunan SMP Negeri 7 Pekanbaru.

"Proposal juga mungkin kita minta bantu Provinsi. Kami butuh sekitar Rp5 miliar, untuk dua blok. Kalau tidak juga tentu kita gunakan APBD. Karena ini urgent. Satu blok itu Rp2,5 miliar. Ini kita mulai nanti di perubahan untuk konsultan, perencanaan. Kemudian di murni 2021 (fisik, red)," tutupnya.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook