Sopir Angkot Raih Untung

Pekanbaru | Selasa, 15 Februari 2022 - 08:44 WIB

Sopir Angkot Raih Untung
(INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Akibat bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) tak beroperasi sepekan lebih, para sopir angkutan kota (angkot) mengaku mendapat untung. Para pengguna bus TMP beralih memakai jasa mereka sebagai moda transportasi.

Seperti yang dirasakan Udin, seorang sopir angkot. Ia mengaku, sejak bus TMP tak beroperasi, penumpang angkotnya mulai banyak. Dan ia pun mendapat untung lebih dari biasanya.


Ia mengaku dalam sehari bisa memperoleh uang lebih dari Rp50.000 hingga Rp80.000. Menurutnya, banyak para pengguna bBus TMP yang kembali menggunakan angkutan umum lainnya agar bisa sampai ke tempat tujuannnya.

"Alhamdulilah lah pendapatan sepekan ini mulai meningkat. Kalau biasanya untuk mendapatkan uang Rp50.000 dalam sehari saja kami sudah kesulitan, sekarang semenjak bus TMP tidak beroperasi, kami bisa mendapatkan pendapatan yang lebih dari biasanya," kata dia, kemarin.

Halte Sepi

Karena sudah terlalu lama bus TMP tidak beroperasi, masyarakat yang biasa menggunakan bus TMP tak lagi menunggu di halte. Pantauan Riau Pos, Senin (14/2) di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, halte-halte di kawasan ini sepi dari masyarakat yang menunggu bus TMP.

Masyarakat mulai beralih kepada modal transportasi umum lainnya imbas dari aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para karyawan bus TMP tersebut.

Salah seorang warga Pandau, Ita yang ditemui di salah satu halte di Sukaramai Trade Center mengaku sangat kesulitan saat ini mencari modal transportasi umum lainnya yang bisa membawanya ke tempat tujuan. Apalagi di kawasan Pandau, Bus TMP menjadi satu-satunya modal transportasi umum yang kerap dinaiki masyarakat yang hendak berpergian.

"Kalau mau pulang ke pandau dari STC ini susah nyari transportasi lain. Ya mau nggak mau pakai ojek online. Soalnya kalau naik oplet atau bisa kota tidak masuk dalam trayek nya, " Ucap dia.

Meksipun begitu, Ita masih berharap pemerintah segera mengoperasikan kembali layanan Bus TMP tersebut, karena tidak semua orang punya aplikasi ojek online ataupun memiliki smartphone untuk bisa bepergian.

"Itulah yang saya pikirkan. Walaupun sekarang zamannya teknologi tetapi masih banyak warga di Pekanbaru ini yang tidak bisa membeli smartphone untuk bisa menaiki ojek online. Jadi seharusnya pemerintah memberikan solusi agar ada armada lain yang bisa dinaiki oleh masyarakat selama aksi mogok itu dilakukan," kata dia.(ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook