PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pengembangan sarana infrastruktur terus menjadi perhatian ekstra, begitu juga selama masa pandemi saat ini. Begitu juga dengan prasarana penunjang di pemukiman desa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Hal ini menjadi perhatian karena di beberapa daerah di Riau pengembangan kawasan pemukiman masih memerlukan sentuhan infrastruktur. Menyikapi kondisi Covid-19 saat ini, salah satu strategi dilakukan dengan menerapkan program padat karya yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Untuk 2020, inovasi padat karya dilaksanakan dengan empat program. Yakni program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas), program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), program peningkatan Infrastrurktur, Sosial, Ekonomi wilayah (Pisew) dan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Program ini melibatkan 2.955 masyarakat se-Riau.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau Kementerian PUPR Ichwanul Ihsan, baru-baru ini. Menurutnya, dengan strategi padat karya tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat selama masa pandemi Covid-19.
"Ya, memang selama pandemi Covid-19 ini kita juga mengembangkan program infrastruktur yang berbasis masyarakat. Penganggaran di kita, perencanaan dan pelaksanaan ada di masyarakat," paparnya.
Saat ditanyakan mengenai kendala SDM dan kemampuan administrasi masyarakat dalam menjalankan program padat karya, Ichwanul mengatakan, pihaknya melakukan pendampingan dengan tenaga fasilitator yang sudah dilatih agar berkompeten dibidangnya. Sehingga ratusan desa yang tersentuh program tersebut dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Untuk target dan output dari program tersebut, ia mengatakan sasarannya selain pengembangan infrastruktur pemukiman juga membantu perekonomian masyarakat. Untuk program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dengan anggaran Rp31,4 miliar menyentuh 139 desa dengan 1390 masyarakat dengan upah keseluruhan Rp2,03 miliar.
Kemudian program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dengan anggaran Rp3 miliar menyentuh 79 masyarakat dengan program padat karya. Program lainnya peningkatan Infrastrurktur, Sosial, Ekonomi wilayah (Pisew) anggaran Rp9,8 miliar menyentuh 766 masyarakat di kabupaten/kota se-Riau.
Selanjutnya program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dengan anggaran Rp12,2 miliar menyentuh 720 masyarakat yang dilibatkan secara langsung.
"Untuk program padat karya ini pada prinsipnya berada di 12 kabupaten kota. Implementasinya kita menyesuaikan ke daerah dan kita minta daerah bersinergi agar hasil yang diinginkan dapat maksimal," paparnya lagi.
Untuk angka realisasi, program padat karya selama pandemi Covid-19 ini sudah berjalan secara umum di atas 50 persen. Untuk itu, pihaknya terus melakukan pendampingan dan pengawasan agar program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat tersebut tidak menjadi kendala di kemudian hari.(rio)