Satu setengah tahun lebih lamanya proses belajar mengajar di sekolah dihentikan gara-gara pandemi Covid-19 di Kota Pekanbaru. Sejak April 2020. Kini, proses belajar bisa dilakukan di sekolah meski masih terbatas dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru akhirnya mengizinkan seluruh sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Bertuah untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Senin (13/9). Sebelumnya, pada Kamis (9/9), baru beberapa SMP yang diizinkan menggelar PTM.
Meskipun harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Namun, para siswa dan orangtua murid tampak antusias menyambut sekolah tatap muka terbatas tersebut.
Pantauan Riau Pos di SDN 105 Pekanbaru Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tuah Madani, tampak sejumlah siswa datang ke sekolah dengan tetap memakai masker. Namun, di hari pertama PTM terbatas ini, sejumlah murid tampak terlambat masuk sekolah dan ada pula yang mengenakan sepatu berwarna.
Seorang wali murid SDN 105 Pekanbaru Laila mengaku senang akhirnya bisa mengantarkan anaknya ke sekolah untuk pertama kali selama pandemi Covid-19. Ia katakan, anaknya baru berada di kelas satu SD. Dan kemarin akhirnya anaknya bisa berkenalan dengan teman sekelasnya. Laila melihat anaknya masih bingung karena baru pertama kali datang ke sekolah.
Meskipun pihak sekolah telah menjamin protokol kesehatan di sekolah dapat berjalan sesuai aturan yang ada, namun sejumlah wali murid masih tetap berkerumun di depan pintu pagar sekolah guna menunggu putra dan putrinya.
"Kami antusias sekali anak-anak sudah bisa sekolah. Ya, cuma kami masih mengkhawatirkan apakah mereka bisa benar-benar menjaga protokol kesehatan dan tidak berkerumun di dalam kelas," ucap Laila.
Hal yang sama juga di ungkapan Siska, orang tua murid lainnya. Dirinya mengaku senang anaknya sudah bisa kembali belajar di sekolah, meskipun harus membatasi ruang gerak. Ia menyebutkan, sekolah tatap muka sangat berpengaruh terhadap kecerdasan dan daya tangkap siswa tentang pelajaran sekolah.
Menurut Siska, selama belajar menggunakan metode daring, anak-anak sangat kesulitan menangkap pelajaran yang ada disekolah. Dan bahkan, mereka lebih memilih untuk bermain game daripada mengerjakan tugas sekolah.
"Susah menangkap pelajaran sekolah kalau belajar masih daring. Anak-anak itu lebih masuk kalau belajar tatap muka dan dijelaskan langsung oleh gurunya sehingga bila merasa kurang paham mereka bisa mendapatkan penjelasan yang akurat dari guru," kata dia.
Siska berharap, ke depan sekolah tatap muka dapat segera berlangsung tanpa ada penutupan lagi. Sehingga anak-anak bisa menikmati pendidikan yang lebih di sekolah, walaupun harus terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sementara itu, Kepala SDN 105 Pekanbaru Nurhasni mengaku pihaknya sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka terbatas sesuai instruksi dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
Bahkan pihaknya sekolah sudah menyiapkan sarana dan prasarana prokes di lingkungan sekolah mulai dari memeriksa suhu tubuh siswa yang datang ke sekolah, dan juga menempatkan sejumlah tempat cuci tangan di lingkungan sekolah.
"Kami menyambut senang PTM terbatas ini. Dan kami juga sudah mempersiapkan skema pembelajaran selama PTM berlangsung," ucap dia.
Pihak sekolah juga membatasi jumlah murid dalam kelas dan membuat jadwal masuk dan pulang murid. "Untuk kelas 6 itu jam belajarnya hanya 3 jam. Jadi murid kelas 6 hari ini masuk mulai pukul 07.30-10.30 wib. Kemudian kelas 1 di sesi kedua mulai pukul 09.30-11.30 WIB," jelasnya.***