SUKA DUKA DI PANTI ASUHAN AL IKHLAS TENAYAN RAYA

Perlu Kendaraan untuk Antar Jemput Anak Sekolah

Pekanbaru | Jumat, 10 Mei 2019 - 15:30 WIB

Berawal dari kecintaannya dengan anak-anak, pasangan suami istri bernama Maradin dan Mujur, akhirnya mendirikan panti asuhan. Kini panti tersebut sudah berusia 18 bulan. Panti bernama Panti Asuhan Al Ikhlas yang berlokasi di Jalan Kapau Sari Raya, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Tenayan Raya.

(RIAUPOS.CO) -- Panti tersebut untuk anak yatim piatu maupun kurang mampu. Selama 1,5 tahun berjalan terdapat 35 anak yang diasuh di panti tersebut. Anak-anak tersebut tidak hanya dari Riau, namun ada juga yang dari Sumatera Utara dan Jawa.


Dikatakan Dewi, anak kedua dari pasangan suami/istri tersebut, anak yang tinggal di panti berusia dari 3 sampai 17 tahun. Anak-anak di panti pun pada bersekolah.

‘’Anak-anak sekolahnya banyak yang di Pandau. Khususnya anak SD dan SMA. Karena di daerah sini banyak yang penuh. Sehingga yang sekolah di daerah sini hanya anak SMP yaitu 10 orang. Selebihnya di Pandau,’’ jelasnya.

Kemudian, ketika mengantar mereka sekolah harus bolak-balik empat sampai lima kali. Karena hanya mempunya satu sepeda motor, sementara ada warga yang membantu satu motor. ‘’Anak-anak habis Subuh harus segera terjaga untuk berangkat sekolah,’’ tambahnya.

Lebih lanjut, di Pandau pun mempunyai rumah singgah. Katanya, supaya anak-anak yang pulang duluan tidak kabur dan bisa menginap atau istirahat menjelang dijemput pada sore harinya.

Meski masih mengontrak, semangat merawat anak-anak yatim piatu maupun miskin, patut diacungi jempol. Sebab panti maupun rumah yang di Pandau masih mengontrak. ‘’Dalam setahun membayar kontrak berjumlah Rp13 juta. Uang listrik Rp700 ribu per bulan. Sementara kontrakan di Pandau dalam per bulannya membayar Rp600 ribu dengan uang listrik sekitar Rp180 ribu per bulan,’’ katanya.

Untuk membiayai konsumsi yang dalam sehari dua kali, memakan biaya Rp8 juta yang sudah termasuk uang jajan. ‘’Untuk anak SMA kami kasih Rp10 ribu, anak SMP Rp5 ribu karena sekolahnya dekat. Anak SD juga Rp5 ribu,’’ terangnya.

Kegiatan saat di panti pun disampaikannya. Selain melakukan salat wajib lima waktu, anak-anak pun belajar mengaji. Anak yang sudah besar dan pandai mengaji mengajari yang masih belum bisa. Sehingga, akhirnya bisa mengaji. ‘’Sepekan sekali ada ustaz yang datang untuk membantu belajar mengaji,’’ imbuhnya.

Saat bulan Ramadan tiba, katanya, anak-anak pun diundang untuk mengikuti buka bersama maupun santunan. Selain itu, banyak yang datang memberi makanan maupun minuman dari orang yang akikah. Terkadang, yang sudah dapat kerja atau yang ingin punya anak serta ingin dapat jodoh pun datang memberi bantuan.

Harapannya, semoga yang mempunyai rezeki lebih dapat sekiranya membantu dari segi kendaraan. ‘’Saat ini kami perlu kendaraan untuk mengantar anak sekolah. Karena kami tidak ingin nasib anak-anak sama seperti kami yang tidak lulusan SD. Saya hanya sekolah sampai kelas III SD, sementara orangtua saya tidak pandai baca tulis,’’ ucapnya.

Lebih lanjut, dari lima bersaudara yang dapat merasakan pendidikan adiknya yang bungsu. Kini ia sudah SMA kelas X.(*3)

 

Laporan Marrio Kisaz, Kota

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook