PSMTI Riau Gelar Seminar Dialog Tionghoa dalam Kebhinekaan

Pekanbaru | Senin, 08 Mei 2023 - 10:43 WIB

PSMTI Riau Gelar Seminar Dialog Tionghoa dalam Kebhinekaan
Ketua PSMTI Riau Stephen Sanjaya didampingi pendiri Museum Peranakan Tionghoa Indonesia Azmi Abu Bakar (tujuh kiri) bersama para pimpinan organisasi sosial di Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau foto bersama dalam seminar akbar yang ditaja oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Ahad (7/5/2023). (PRAPTI DWI LESTARI/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau untuk pertama kalinya di tahun 2023 mengadakan seminar akbar dengan tema ''Dialog Tionghoa dalam Kebhinekaan'', Ahad (7/5) di The Zuri Hotel Pekanbaru.

Seminar akbar ini dimoderatori oleh Ketua DPW PITI Provinsi Riau yang juga Ketua Harian PSMTI Riau Jailani Tan dengan dua narasumber terkemuka yaitu Ketua PSMTI Riau Stephen Sanjaya dan pendiri Museum Peranakan Tionghoa Indonesia Azmi Abu Bakar.


Kelvin, ketua panitia menyebutkan, kegiatan tersebut dihadiri sekitar 500 peserta yang berasal dari kabupaten kota di Provinsi Riau dan juga luar Provinsi Riau. ''Kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik,'' ucapnya.

Sementara itu, Ketua PSMTI Riau  Stephen Sanjaya yang memberikan materi soal sejarah PSMTI menyebutkan bahwa berdirinya PSMTI sejak pasca-kerusuhan Mei 1998. ''Melalui 14 orang pendiri, dideklarasikanlah organisasi sosial etnis Tionghoa ini dalam wadah PSMTI pada 28 September 1998 dengan pendiri Brigjen Purnawirawan Tedy Yusuf,'' ujarnya.

Disebutkannya juga, PSMTI merupakan organisasi etnik Tionghoa berskala nasional yang pertama dibentuk pasca reformasi. Secara umum, PSMTI yang merupakan organisasi Tionghoa terbesar di Indonesia telah berdiri di 167 kabupaten/kota di 30 provinsi seluruh Indonesia.

Sementara itu, pendiri Museum Peranakan Tionghoa Indonesia Azmi Abubakar menyampaikan materi sejarah kepatriotan orang Tionghoa. ''Kepatriotan orang Tionghoa juga tak kalah luar bisa,'' jelasnya.

Terkait minatnya mendirikan Museum Peranakan Tionghoa karena ia sebagai orang Aceh memiliki dasar latar belakang yang sama dengan sisi sejarah Tionghoa yang melekat ketika Tsunami Aceh terjadi. Di mana Museum Pustaka Peranakan Tionghoa adalah museum yang menyimpan koleksi literatur, komik, surat kabar dan barang- barang lainnya tentang sejarah Tionghoa di Indonesia. Museum ini berlokasi di ruko Golden Road BSD, Tangerang Banten. Pada tahun 2011 dan telah memiliki lebih dari 30.000 koleksi kepustakaan Tionghoa Indonesia.(ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook