Sebulan Baru Bisa Jahit Enam Pakaian

Pekanbaru | Sabtu, 07 Maret 2020 - 12:56 WIB

Sebulan Baru Bisa Jahit Enam Pakaian
USAHA JAHIT: Sri Wahyuni di depan usaha jahit bajunya di Jalan Siak Gang Syalaf, Kelurahan Simpang Padang, Kecamatan Batin Solapan, Duri, Jumat (6/3/2020). (henny elyati/riau pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) --  Sri Wahyuni yang akrab disapa Ayu ini bersyukur bisa mendapatkan ilmu luar biasa dari Chevron dan Dompet Duafa. Berkat ilmu yang diperolehnya, Ayu bisa membuka usaha untuk membantu perekonomian keluarganya.

AYU (39) merupakan salah satu peserta Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keterampilan Tenaga Kerja (Vocational Training for Entrepreneurship and Workforce Development/Voted) yang ditaja oleh PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) bersama Institut Kemandirian Dompet Dhuafa (IKDD) akhir 2019 lalu. Ilmu yang diperolehnya selama mengikuti program ini langsung diaplikasikan Ayu dengan membuka usaha jahitan pakaian.


"Terus terang, tanpa adanya pelatihan yang dilakukan Chevron kepada saya, tentunya saya tidak bisa membuka usaha seperti ini. Ilmu yang saya dapatkan luar biasa dari Chevron dan Dompet Duafa. Terima kasih saya ucapkan kepada Chevron," ujar Ayu.

Berkat ilmu yang diperolehnya, Ayu lebih memilih membuka jahitan khusus untuk pakaian syar’i. "Karena saya sudah memilih berpenampilan syar’i makanya sayapun memilih menjahit pakaian syar’i"ujar Ayu.

Walaupun ilmu menjahit yang diperolehnya untuk semua jenis pakaian, Ayu tetap lebih memilih pakaian syar’i dan tidak menerima jahitan luar pakaian syar’i. Untuk sekali jahit pakaian syar’i, Ayu menerima upah Rp100.000.

"Rata-rata satu bulan saat ini baru bisa menjahit 6 pakaian syar’i, jadi belum bisa jahit lebih," katanya lagi.

Selama membuka usaha jahitan pakaian syar’i, pelanggan Ayu rata-rata berasal dari teman-temannya dan warga sekitar tempat tinggalnya. Apalagi saat ini Ayu baru memiliki satu mesin jahit. "Baru bisa beli satu mesin jahit beserta perlengkapannya. Setiap pelanggan boleh memilih model seperti apa yang akan dijahitkan tetapi tetap dalam konteks  pakaian syar’i," kata ibu satu anak ini.

Ayu membuka usaha jahitan bajunya di kediamannya di Jalan Siak Gang Syalaf, Kelurahan Simpang Padang, Kecamatan Batin Solapan, Duri. Walaupun baru skala rumahan, namun Ayu bertekad akan mengembangkan usahanya hingga bisa membuka lapangan pekerjaan.

Ke depannya, Ayu akan membeli bahan dan menjahit pakaian-pakaian syar’i yang akan dijualnya di toko-toko pakaian maupun secara online. "Cuma sekarang ini masih terkendala modal. Kalau bisa Chevron bantu kami lagi dengan membelikan perlengkapan jahit seperti mesin jahit, sehingga kami bisa mengembangkan usaha ini," harap Ayu.

"Melalui program seperti ini, PT CPI ingin turut berkontribusi terhadap peningkatan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar sehingga tercipta kemandirian," tutur GM Corporate Affairs Asset PT CPI Sukamto Tamrin kemarin.


Dengan keterampilan yang dimiliki, peserta program diharapkan memiliki peluang yang lebih besar untuk menembus pasar kerja, dan kemampuan bersaing yang lebih tinggi dalam berwirausaha. Para peserta mengikuti voted dengan bidang-bidang pelatihan yakni desain tata busana, pengolahan pangan dan lainnya.(ade)

 

Laporan: HENNY ELYATI









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook