SUKAJADI (RIAUPOS.CO) – Meski Kecamatan Sukajadi menjadi lokasi pertama pengerjaan proyek Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T) pada 2019 lalu, namun hingga saat ini masih ada pekerjaan galian proyek di wilayah ini. Salah satunya di Jalan Teratai, dekat simpang Jalan Cempaka, depan Kantor Lurah Pulau Karomah.
Lamanya penyelesaian proyek ini dikeluhkan masyarakat sekitar dan juga pengguna jalan. Proyek tak hanya menyebabkan penyempitan badan jalan. Tapi juga berdampak pada tersumbatnya drainase sehingga wilayah ini kerap terendam banjir saat hujan deras.
Kondisi ini diperparah dengan sampah yang berserakan di tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang tak jauh dari lokasi proyek.
Pantauan Riau Pos, Rabu (5/7) di Jalan Teratai tepatnya di depan Kantor Lurah Pulau Karomah, Kecamatan Sukajadi , tampak dua alat berat masih ditempatkan di badan jalan untuk melakukan pengerukan terhadap proses pengerjaan proyek SPALD-T tersebut.
Gundukan tanah berwarna putih bercampur lumpur menutup sebagian besar badan jalan menuju Kantor Lurah Pulau Karomah. Sehingga pegawai dan masyarakat yang ingin ke kantor lurah harus menempatkan kendaraannya di seberang jalan dan melanjutkan dengan berjalan kaki.
Tak hanya itu saja, seluruh drainase yang ada di sekitar lokasi juga terlihat dangkal akibat banyaknya sedimen tanah serta lumpur yang dibuang kedalam parit besar yang membuat aliran air terhambat.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku terganggu dengan pengerjaan proyek tersebut. Dirinya terpaksa harus menyeberangi tumpukan lumpur putih yang licin dan mengotori pakainya hanya untuk bisa mengurus surat izin menikah di kantor lurah tersebut.
”Bolak-balik lewat sini bukannya jalan bagus malah semakin parah. Ini akses tempat publik (kantor lurah, red) pun sengaja ditutup, jadinya kami susah melakukan kepengurusan dokumen di kelurahan. Sampai di dalam sudah kotor semua pakaian dan sepatu kita,” ucapnya.
Ia berharap pembangunan proyek tersebut bisa segera rampung dan tidak menggangu kenyamanan masyarakat setempat.
Hal senada juga dirasakan oleh Supradi salah seorang pengendara motor. Menurutnya badan Jalan Teratai sudah mengalami penurunan akibat proyek tersebut. Bahkan banyak dinding rumah warga yang mengalami retakan sehingga dikawatirkan akan menutup akses lalu lintas di jalan alternatif tersebut.
”Sudah nggak nyaman lewat sini, tapi karena ini jalan alternatif ya mau bagaimana lagi . Walaupun sudah di pasang besi atau beton dijalan rusak itu tetap saja, dampaknya cukup besar malah bisa memutus akses lalu lintas dan membahayakan keselamatan pengendara dan warga sekitar karena banyak retakan sudah menjalar kebangunan masyarakat setempat,” katanya.
Saat dikonfirmasi terkait keluhan masyarakat dan penggunaan jalan Camat Sukajadi Pekanbaru Desheriyanto SSTP MSi mengaku sudah kerap menerima aduan dan keluhan masyarakat di Kecamatan Sukajadi terkait proses pembangunan proyek Spald tersebut.
Bahkan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak kontraktor SPALD-T guna mengetahui sejauh mana pengerjaannya dan kapan dapat rampung sehingga badan jalan juga dapat dilakukan rekondisi dengan segera.
”Sejauh ini, info pemasangan instalasi IPAL di Jalan Teratai tersebut sudah hampir selesai dikerjakan, kontraktor sekarang konsentrasi pada perbaikan dan kebocoran pipa PDAM yang rusak karena proyek IPAL. Kami sudah beberapa kali menanyakan kepad pihak HK apa yang menjadi kendala penyelesaian IPAL ini, namun mereka menjawab ada permaslahan teknis di penyambungan pipa IPAL,” ucapnya.
Lanjut Desheriyanto, pihaknya dalam waktu dekat akan mengirimkan surat pengaduan masyarakat kepada dinas terkait agar dapat mencari solusi terkait keluhan masyarakat di Kecamatan Sukajadi tersebut.
”Kami juga sudah menerima pengaduan masyarakat terkait hal tersebut dan sudah kami teruskan secara lisan kepada Kadis PUPR. Dalam pekan ini kami sampaikan surat keberatan warga kepada pihak PUPR terkait proyek IPAL tersebut,” tuturnya.(ayi)